Showing posts with label Humor Dunia Kerja. Show all posts
Showing posts with label Humor Dunia Kerja. Show all posts

Saturday, July 5, 2025

Kantor Berhantu atau Cuma Lembur Terlalu Lama?

Pendahuluan: Antara Mistis dan Realistis

Setiap kantor punya cerita. Ada yang dikenal karena prestasinya, ada yang viral karena drama internalnya, dan ada juga yang diam-diam terkenal karena satu hal: "auranya beda." Bukan aura semangat kerja atau keceriaan tim marketing, tapi aura yang bikin bulu kuduk berdiri saat lewat ruang meeting tengah malam.

Kabar burung (dan netizen Twitter) menyebutkan bahwa banyak kantor di Indonesia—terutama yang sudah berdiri sejak zaman penjajahan, atau dulunya bekas rumah sakit tua—sering dikaitkan dengan kisah mistis. Tapi... tunggu dulu. Apakah benar kantornya berhantu, atau kita hanya terlalu lama lembur sampai halusinasi?

Mari kita bahas, tentu saja dengan gaya santai, penuh humor, dan sedikit ketegangan ala sinetron horor jam 11 malam.


Bab 1: Lembur yang Tak Biasa

Rizky, seorang staf keuangan yang dikenal rajin, bukan karena ambisi, tapi karena tidak tahu cara menolak tugas dari atasan, suatu malam pulang pukul 11.30. Semua rekan kerja sudah pulang sejak jam 5 sore (bahkan satpam sudah ganti shift dua kali). Dia sendirian di lantai 4 yang lampunya otomatis menyala hanya kalau ada gerakan.

Saat sedang mengetik laporan bulanan dengan mata setengah merem, tiba-tiba monitor-nya mati sendiri. Lampu berkedip. Printer menyala sendiri dan mengeluarkan selembar kertas kosong.

Seketika itu juga, Rizky membatin:

"Ini kantor berhantu, atau gue udah terlalu lelah sampai mencet tombol power sendiri?"

Dia memilih opsi kedua, menyimpan file, cabut flashdisk, lalu lari ke lift sambil menahan napas. Karena itulah malam itu, laporan belum dikirim dan alasan besok paginya hanyalah:

“Laptop saya hang, Pak.”


Bab 2: Suara Ketikan Misterius

Di sisi lain, Nisa dari divisi HR juga punya cerita. Suatu malam, ia ditugasi menyusun SK pengangkatan secara mendadak (karena bos mendadak ingat kalau besok pagi harus presentasi ke kantor pusat). Kantornya sepi, hanya ada suara AC dan jangkrik dari taman belakang.

Saat sedang mengetik dengan penuh semangat dan caffeine, tiba-tiba dari ruang sebelah terdengar suara ketikan keyboard. Padahal semua komputer di sana mati. Suaranya ritmis, cepat, dan... efisien.

Nisa berdiri, mencoba menenangkan diri, lalu berjalan ke ruangan tersebut. Tapi saat ia mengintip—semua kursi kosong, komputer mati. Tapi suara ketikan masih terdengar. Saking paniknya, dia langsung lari ke luar gedung dan menyelesaikan pekerjaannya di Indomaret yang buka 24 jam.

Keesokan paginya ia berkata:

“Saya pindah kerjaan ke luar negeri aja deh, yang kerjanya hybrid… dan hantu-free.”


Bab 3: Hantu yang Paling Nyata: Notifikasi dari Bos

Namun tidak semua kisah menyeramkan datang dari makhluk tak kasat mata. Ada satu yang lebih nyata, lebih menusuk ke jiwa, dan lebih mematikan: notifikasi dari bos jam 11 malam.

Bayangkan Anda sudah siap tidur, mengenakan piyama, dan baru saja membungkus diri dalam selimut ketika ping! muncul WhatsApp:

Pak Dirman: “Mas, revisi presentasi yang tadi sudah saya kirim ke email ya. Tolong diedit malam ini, karena besok subuh saya presentasi di Singapore (via Zoom). Thanks.”

Jantung langsung berdetak seperti drum metal. Otak langsung bangkit dari mati suri. Tanpa sadar, Anda pun menyulap diri jadi “roh penasaran” di depan laptop. Bedanya, Anda bukan gentayangan karena dendam, tapi karena target bulanan.

Kadang, yang bikin kantor terasa berhantu bukan penampakan—tapi tekanan deadline.

 

Bab 4: Cerita-cerita Mistis yang Aneh Tapi Akrab

Berikut beberapa kisah misterius lain yang sering terdengar di berbagai kantor:

1. Lift yang Turun Sendiri ke Lantai Kosong

“Padahal nggak ada yang pencet, tapi pintu lift kebuka sendiri ke lantai 2. Lantainya gelap, dan ada suara anak kecil ketawa.”

Padahal, menurut teknisi, itu hanya bug sistem. Tapi tetap saja, siapa juga anak kecil yang ketawa jam 10 malam di kantor pajak?

2. Printer yang Mencetak Sendiri

“Lembur sendirian, tiba-tiba printer hidup sendiri, terus keluar kertas bertuliskan: ‘Cek email kamu.’”

Pas dicek, memang ada email dari bos yang masuk 3 menit sebelumnya. Bisa jadi antara printer canggih... atau hantu yang proaktif.

3. Kursi Berputar Sendiri

“Lagi ngetik, kursi di sebelah muter sendiri. Terus balik lagi ke posisi semula. Nggak ada angin, nggak ada orang.”

Apakah itu arwah mantan karyawan yang belum sempat resign secara resmi?

 

Bab 5: Apakah Kita yang Terlalu Capek?

Penjelasan yang lebih masuk akal dari semua ini adalah: kelelahan + stress = halusinasi ringan.

Menurut riset psikologi ringan (dan pengalaman pribadi anak magang), manusia yang terlalu lelah dan bekerja terlalu lama akan mengalami:

·         Persepsi yang menurun.

·         Ketegangan otot dan saraf.

·         Imajinasi yang berlebihan.

·         Dorongan kuat untuk drama.

Gabungkan semua itu dengan suasana kantor yang sepi, lampu temaram, dan bunyi AC mendesis... dan voilà! Anda menciptakan suasana film horor, padahal cuma sedang kehabisan energi.

Mungkin "penampakan" itu hanyalah:

·         Bayangan sendiri karena posisi layar reflektif.

·         Suara kursi yang bunyinya memang horor kalau diinjak.

·         Printer yang auto-refresh jaringan.

·         Dan yang paling sering… notifikasi Slack dari klien luar negeri yang nggak tahu zona waktu.

 

Bab 6: Tips Menghindari Kantor Jadi Horor

Kalau Anda tidak ingin kantor Anda jadi lokasi syuting Ghostbusters, berikut tips ringan:

1.      Pulang Tepat Waktu
Semakin malam, semakin tinggi risiko kamu melihat "sesuatu"—baik itu makhluk halus atau angka di spreadsheet yang tidak masuk akal.

2.      Jangan Sendirian Kalau Bisa
Lembur bareng teman, bukan cuma biar seru, tapi juga biar kalau ada hantu, bisa bareng-bareng lari (atau selfie dulu).

3.      Bawa Cemilan dan Musik Ceria
Musik dangdut atau K-pop bisa mengusir aura menyeramkan. Hantu pun kabur dengar suara "Dangdut is the music of my country…"

4.      Jangan Lihat CCTV Malam-malam
Banyak karyawan yang trauma buka rekaman CCTV malam hari. Kadang bukan karena penampakan, tapi karena sadar dia tidur sambil ngorok di meja jam 2 pagi.

5.      Ingat: Gaji Masuknya Tiap Bulan, Hantu Bisa Muncul Kapan Saja
Jadi kalau tidak benar-benar harus, tolonglah, jangan jadikan kantor rumah kedua (apalagi kuburan pertama).

 

Penutup: Kantor Itu Untuk Bekerja, Bukan Berhantu

Jadi, apakah kantor Anda berhantu? Mungkin. Tapi lebih mungkin lagi kalau Anda terlalu lama kerja sampai lupa membedakan suara pintu dengan suara slip gaji.

Bukan hanya hantu yang bisa bikin kita merinding—deadline, revisi, dan notifikasi meeting mendadak jauh lebih menakutkan. Setidaknya, hantu tidak meminta revisi layout atau kirim file “versi revisi revisi FINAL fix FINAL_oke_baru.docx”.

Jadi mulai sekarang, cobalah untuk:

·         Menghormati waktu pulang.

·         Istirahat cukup.

·         Jangan terlalu cinta lembur.

·         Dan yang paling penting, kalau melihat kursi berputar sendiri… jangan tanya, jangan lihat, langsung log out.

Karena bisa jadi itu bukan hantu… tapi Anda sendiri yang udah gila kerja.

 

Friday, July 4, 2025

Tugas yang Selesai dalam 5 Menit, Tapi Butuh 5 Hari untuk Memulainya

Pendahuluan: Fenomena "Nanti Dulu" di Dunia Kerja

Setiap pekerja kantoran, entah itu yang sudah belasan tahun mengabdi atau yang baru seminggu magang, pasti pernah mengalami satu fenomena klasik: tugas kecil yang bisa selesai dalam 5 menit, tapi entah kenapa, butuh 5 hari (atau lebih) untuk benar-benar mulai dikerjakan.

Tugas ini bukan yang membutuhkan kecerdasan tingkat Einstein, bukan juga yang menuntut kerja tim 17 orang. Kadang cuma membalas email. Kadang hanya mengisi form. Kadang hanya butuh mencetak satu dokumen dan mengantarkannya ke ruangan sebelah. Tapi, seperti halnya cucian yang menumpuk di rumah, tugas ini sering menjadi korban prokrastinasi berjamaah.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ada kekuatan kosmik yang menahan kita untuk memulai? Ataukah ini hanya bagian dari tragedi modern bernama dunia kerja? Mari kita selami bersama—tentu saja dengan senyum tipis dan sedikit tawa getir.

 

Hari Pertama: “Gampang Ini, Nanti Saja…”

Hari Senin pagi. Anda datang ke kantor dengan semangat yang (hampir) baru. Kopi pertama masih mengepul, dan notifikasi masuk dari atasan berbunyi:

"Mas, nanti tolong kirimkan laporan rekap bulan lalu ke Bu Rina ya. Filenya ada di server, tinggal copy-paste aja. Thanks!"

Sebuah tugas yang terdengar seperti berjalan-jalan ke warung. Tapi Anda, seperti kebanyakan manusia modern, langsung bereaksi dengan satu kalimat sakti:

"Nanti aja, ini bisa selesai sebentar kok."

Dan karena terlalu gampang, otak Anda otomatis memasukkan tugas itu ke folder bernama “nanti siang”. Setelah itu, waktu terbang begitu cepat: meeting jam 10, makan siang jam 12, ngantuk jam 2, tiba-tiba sudah jam pulang. Laporan? Masih di server. Anda? Masih yakin “besok aja deh, pasti selesai cepat kok.”

 

Hari Kedua: “Kayaknya Butuh Mood yang Pas”

Selasa datang. Tugas kecil itu masih belum tersentuh. Namun kali ini, Anda mulai merasa sedikit gelisah. Tapi tenang, Anda punya dalih yang terdengar filosofis:

“Gue tuh tipe orang yang harus nunggu mood-nya pas. Biar kerja jadi maksimal.”

Sambil menunggu mood datang seperti kereta yang tak pernah tepat waktu, Anda malah sibuk mengatur playlist Spotify, menyusun sticky notes warna-warni, dan mencari kutipan inspiratif di Pinterest. Anda bahkan sempat mencatat:

“Great things take time.”

Sayangnya, tugas lima menit itu tidak termasuk “great things”.

 

Hari Ketiga: Munculnya Berbagai Alasan Tak Masuk Akal

Hari Rabu. Deadline masih jauh (menurut perhitungan optimis), dan Anda mulai mencari-cari alasan kenapa tugas itu belum juga dikerjakan.

·         “Tadi server-nya agak lambat.”

·         “Flashdisk gue ketinggalan di rumah.”

·         “Bu Rina-nya belum online, percuma juga dikirim sekarang.”

·         “Tadi niatnya ngerjain, tapi tiba-tiba ada kerjaan lain (baca: scroll TikTok).”

Alasan demi alasan terlahir dengan mudah, seolah Anda sedang mengikuti lomba debat antaralasan.

Saking kreatifnya, Anda bahkan sempat berpikir:

“Kalau gue kerjain sekarang dan cepet banget selesai, nanti orang mikir ini kerjaan gampang. Mending kasih waktu biar terlihat ‘proses’nya.”

Ah, strategi image building level dewa.

 

Hari Keempat: Diserang Rasa Bersalah, Tapi Masih Belum Ngerjain

Hari Kamis. Sekarang Anda mulai merasa bersalah. Tugas itu muncul dalam mimpi, muncul di notifikasi yang tak pernah Anda buka, bahkan seolah terdengar memanggil dari dalam server:

“Kerjain aku… cuma lima menit….”

Tapi rasa bersalah ini belum cukup kuat untuk mengalahkan kekuatan nanti. Jadi Anda malah mengalihkan perhatian dengan to-do list baru yang isinya hal-hal sepele tapi terdengar penting:

·         Rapikan desktop.

·         Buat template kalender digital.

·         Susun ulang folder meeting.

·         Rename file “new1.docx” jadi “final_fix_baru_revisi_oke_sekali.docx”.

Anda merasa produktif. Padahal laporan untuk Bu Rina masih belum juga terkirim.

 

Hari Kelima: Tiba-Tiba Jadi Superhero

Jumat pagi. Anda terbangun dengan jantung berdetak kencang. Atasan mengirim pesan:

"Mas, Bu Rina nanyain laporannya. Sudah dikirim ya?"

PANIK. Adrenalin memuncak. Anda seperti bangun dari tidur panjang. Dalam waktu lima menit:

·         Anda buka laptop.

·         Masuk ke server.

·         Copy file.

·         Kirim via email.

·         Bahkan sempat kasih salam pembuka dan penutup yang sopan.

Selesai. Lima. Menit. SAJA.

Setelah itu Anda duduk diam, termenung. Rasanya seperti habis menyelamatkan dunia. Punggung agak pegal, tapi hati plong. Anda bahkan sempat berkata:

“Gila, gue emang kerja paling efektif di bawah tekanan.”

Lalu Anda menulis caption bijak di Instagram Story:

“Procrastination isn’t laziness, it’s fear. – Steven Pressfield”

 

Mengapa Ini Bisa Terjadi? (Penjelasan Semi-Serius)

Meski terdengar konyol, fenomena ini sebenarnya sangat manusiawi. Psikologi menyebutnya dengan istilah "temporal discounting", di mana kita cenderung mengabaikan tugas yang manfaatnya tak langsung terasa, walaupun mudah.

Ditambah lagi, otak kita punya kemampuan luar biasa untuk:

1.      Membesar-besarkan kesulitan tugas — tugas 5 menit terasa seperti proyek skripsi.

2.      Mencari distraksi yang bisa dibenarkan — YouTube dianggap “research”.

3.      Menunda demi hasil sempurna — padahal kadang cuma kirim file.

Dalam dunia kerja modern, prokrastinasi sering kali dibungkus dengan kata-kata indah seperti:

·         “Saya sedang memprosesnya.”

·         “Masih tahap observasi.”

·         “Perlu koordinasi dulu.”

·         “Saya sedang menyusun pendekatannya.”

Padahal artinya: Belum dikerjain juga, Bos.

 

Penutup: Jangan Takut pada Tugas 5 Menit

Tugas lima menit sering kali bukan tentang kemampuan, tapi tentang niat. Masalahnya, niat itu kadang lebih sulit dicari daripada sinyal Wi-Fi di gunung. Tapi percayalah, semakin cepat dikerjakan, semakin cepat Anda bebas.

Dan ingatlah—tidak ada yang lebih memuaskan daripada mengetik “Sudah dikirim, Bu” di hari Jumat jam 4 sore, lalu menutup laptop dengan perasaan pahlawan.

Jadi, kalau sekarang Anda punya tugas 5 menit yang sudah tertunda 5 hari... ya, silakan lanjut baca ini dulu. Tapi habis itu—kerjain ya.

 

TAMBAHAN: Checklist Ciri-Ciri Tugas 5 Menit yang Sering Ditunda

·         Balas email dengan satu kalimat.

·         Isi formulir yang cuma minta nama dan NIK.

·         Forward file yang sudah ada di folder bersama.

·         Bikin janji meeting via Google Calendar.

·         Cetak satu lembar dokumen dan tanda tangan.

Kalau salah satu dari ini Anda tunda sampai besok lagi… Anda tidak sendiri. Tapi ayo coba mulai sekarang—kan cuma lima menit.

 

 

 


 

Thursday, July 3, 2025

CERCU / Cerita Lucu: Ketika Bos Jadi Motivator Tapi Malah Bikin Semua Mau Resign

"Bos Motivator ala Tony Robbins, Tapi Karyawan Malah Siap-Siap Cabut!"

Hai para pejuang kantor yang pernah dengerin bos pidato motivasi tapi malah pengen lompat jendela! Gue yakin lo semua pernah ngerasain momen canggung di mana bos sok inspiratif, tapi karyawan malah makin ilfeel.

Dari quote motivasi yang nggak nyambung sampe target impossible ala superhero, dunia kerja tuh penuh dengan bos-bos yang bermaksud baik tapi eksekusinya bikin gregetan. Yuk, kita bahas kisah-kisah bos motivator yang malah bikin tim pada mau resign!


1. "Kita Harus Bisa Seperti Elon Musk!" – Padahal Kantor Gak Ada Budget Kopi

Bos: "Team, kita harus bekerja seperti Elon Musk! Kerja 80 jam seminggu, tidur di kantor, dan fokus pada inovasi!"
Karyawan: "Tapi Pak, Elon Musk kan gajinya triliunan. Kita aja THR aja dipotong..."

Realita:

Bos minta tim kerja keras kayak startup Silicon Valley, tapi gaji UMR.

Syaratnya: "Harus loyal dan ikhlas!" (Baca: Kerja lebih, dibayar biasa).

Hasilnya? Karyawan update LinkedIn cari lowongan baru.

Quote favorit bos:
"Jangan mikirin gaji dulu, yang penting pengalaman!"
(Balasannya: 
"Pengalaman lapar ya, Pak?")


2. "Kalian Harus Think Outside The Box!" – Tapi Setiap Ide Ditolak Mentah-Mentah

Bos: "Kita butuh ide segar! Think outside the box!"
Karyawan: "Bagaimana kalau kita coba strategi baru—"
Bos: "Nggak, itu terlalu riskan. Lebih baik ikut cara yang sudah terbukti."

Apa yang terjadi?

"Think outside the box" = "Lakukan sesuai cara saya".

Karyawan ngasih solusi kreatif → Ditolak → Dibilang kurang inovatif.

Akhirnya semua pada bodo amat, kerja seadanya.

Kata-kata bos yang bikin emosi:
"Kenapa tim saya nggak ada yang kreatif?"
(Padahal 
setiap ide langsung di-veto.)


3. "Kita Family di Sini!" – Tapi Pas Butuh Dukungan, Malah Ditinggal

Bos: "Di sini kita keluarga! Saling support dan kompak!"
Realita:

Karyawan sakit? "Masih bisa WFH kan?"

Ada masalah pribadi? "Jangan bawa masalah pribadi ke kantor!"

Minta kenaikan gaji? "Kita lagi susah, harus sabar!"

Karyawan: "Family kok gajinya nggak cukup buat hidup?"
Bos: "Yang penting kebersamaan!"

Hasilnya?

Karyawan yang "family" = yang mau kerja lembur tanpa dibayar.

Yang nuntut hak? Dibilang tidak loyal.


4. "Kalian Harus Positive Thinking!" – Tapi Masalahnya Dibiarin Numpuk

Bos: "Stop complaining! Positive thinking aja!"
Masalah yang diabaikan:

Laptop 5 tahun lemot banget → "Masih bisa dipakai kok!"

Project timeline nggak realistis → "Kalian harus bisa manage waktu!"

Beban kerja gila-gilaan → "Ini kesempatan berkembang!"

Karyawan: "Positive thinking boleh, tapi masalah nyata harus diatasi dong!"
Bos: "Jangan negatif, nanti energi kantor jelek!"

Akhirnya?

Karyawan yang "positive thinking" = cari kerja lain yang lebih baik.

Bos bingung: "Kok pada resign sih?"


5. "Kita Ada Flexible Working Hours!" – Tapi Pas Waktunya Fleksibel, Dibilang Tidak Disiplin

Janji bos: "Kita punya jam kerja fleksibel, yang penting tugas selesai!"
Kenyataan:

Datang jam 9:05? "Kok telat sih?"

Pulang jam 17:01? "Loh, kerjaannya sudah selesai?"

Minta WFH? "Kalau bisa di kantor lebih baik!"

Karyawan: "Katanya fleksibel?"
Bos: "Iya, fleksibel sesuai kebutuhan perusahaan!" (Baca: sesuai mood bos).

Hasil akhir?

Karyawan males ngomongpelan-pelan cari exit plan.

Bos heran: "Kok semangat tim saya turun ya?"


6. "Kita Ada Program Pengembangan Karir!" – Tapi Isinya Cuma Training Gratisan di Zoom

Bos: "Kita peduli dengan growth karyawan! Ada training rutin!"
Realita trainingnya:

Judul keren: "Mastering Leadership in Digital Age!"

Isinya: Video YouTube tahun 2012 yang gratisan.

Trainer-nya? Bos sendiri yang ngomong 2 jam tapi nggak jelas poinnya.

Karyawan: "Ini training atau pidato motivasi abal-abal?"
Bos: "Ilmu itu mahal, kita beruntung bisa dapat gratis!"

Efeknya?

Karyawan ngantukmales ikutakhirnya cari kursus lain sendiri.

Bos protes: "Kok pada nggak semangat belajar sih?"


7. "Tim Kita Harus Solid!" – Tapi Pas Ada Konflik, Bos Malah Kabur

Bos: "Teamwork makes the dream work!"
Tapi saat ada masalah:

Karyawan A & B ribut? "Selesaikan sendiri ya, saya sibuk!"

Ada miskom? "Itu kan masalah kecil, jangan diperbesar!"

Butuh mediasi? "Saya nggak mau ikut campur!"

Karyawan: "Katanya solid?"
Bos: "Solid itu harus bisa mandiri!"

Yang terjadi?

Tim jadi toxicpada saling sindirakhirnya pada resign.

Bos kaget: "Kok pada gak betah ya?"


8. "Kita Ada Bonus Kalau Target Tercapai!" – Tapi Targetnya Mustahil

Bos: "Kalau bisa mencapai target 300%, ada bonus 1 bulan gaji!"
Realita:

Target 300% = 3x lipat beban kerja.

Tim udah kerja kerashampir gilacuma dapat 10%.

Bos bilang: "Waduh, perusahaan lagi susah, tahun depan ya!"

Karyawan: "Taun depan ulang lagi deh ceritanya..."

Hasilnya?

Moral tim jatuhpada males ngoyoakhirnya cari tempat lain yang bonusnya nyata.


Kesimpulan: Motivasi Ala Bos vs Realita Karyawan

Niat bos mungkin baik, tapi eksekusinya sering bikin pengen tepuk jidat.

Ciri-ciri bos "motivator" yang bikin mau resign:
 Minta kerja lebih, tapi gaji nggak naik-naik.
 Banyak jargon, tapi solusi nggak ada.
 Janji muluk, tapi realitanya jauh panggang dari api.

Solusi buat bos (kalau mau beneran memotivasi):

Dengar keluhan karyawan, bukan cuma kasih quote motivasi.

Kasih reward yang worth it, bukan sekadar ucapan "good job".

Jangan overpromise, kalau nggak bisa deliver.

Kalo lo pernah ngalamin bos kayak gini, komen di bawah!
#CERCU #DuniaKerja #BosMotivator #HumorKantor 😂🔥


Gimana, relate kan? Kalo lo punya cerita lucu soal bos "motivator", share di sini! Siapa tau bos lo baca trus sadar diri (atau malah marah 😆). Stay strong, pejuang kantor! 💪

 

Wednesday, July 2, 2025

CERCU / Cerita Lucu: Zoom Meeting yang Penuh Kejadian Aneh – Auto Ngakak!

"Zoom Meeting Chaos: Dari Kucing Ngeyel Hingga Bapak-Bapak Lupa Mute!"

Hai para pejuang WFH dan korban meeting online! Gue yakin lo semua pernah ngerasain Zoom meeting yang berantakan karena kejadian-kejadian random, absurd, tapi lucu banget.

Dari rekan kerja yang lupa mute pas lagi marahin anak, sampe kucing nyelonong jadi bintang meeting, dunia virtual kerja itu nggak pernah bosenin. Yuk, kita bahas kejadian-kejadian aneh di Zoom meeting yang bikin lo ngakak atau maluin!

 

1. "Eh, Lo Mute Gak Sih?!" – Drama Mic yang Nyala Tanpa Sadar

Masalah klasik nomor 1 di Zoom: Lupa mute!

Ada yang lagi nyanyi-nyanyi tiba-tiba ketahuan.

Ada yang ngomel-ngomel ke anak/pasangan, eh ternyata seluruh tim dengerin.

Bahkan ada yang kentut tanpa sadar, terus semua denger "prrrt" sampe meeting jadi awkward.

Contoh nyata:

"Eh, meeting udah mulai belum sih? Aku masih sambil masak nih… Eh, kok pada ketawa? OH NO, GUE BELUM MUTE!!"

Solusi? Tekan Mute itu seperti menekan tombol penyelamatan diri!

 

2. "Tolong Background Gue Apa?!" – Filter & Virtual Background yang Kacau

Zoom tanpa virtual background itu seperti mie ayam tanpa pangsit—kurang seru! Tapi kadang teknik kita kurang jago, jadinya:

Kepala ilang separuh karena background gak ke-deteksi.

Tiba-tiba jadi alien karena efek filter auto beautify kelewatan.

Background-nya tiba-tiba berubah jadi meme "Bapack Kau Santai Aja" karena salah pencet.

Kasus nyata:

"Eh, gue pake background pantai, kok malah mukanya kayak melayang gitu?!"
"Bro, lo pake filter kucing? Kok ada kuping kucing di kepala lo?"

Moral of the story: Kalau gak yakin, matikan saja filter. Daripada dikira hantu.

 

3. "Ada yang Bisa Dengar Gue?!" – Masalah Koneksi Internet yang Bikin Gregetan

Masalah paling bikin emosi: Lagi presentasi, tiba-tiba…

"You’re on mute." (Padahal udah teriak 5x).

"Your internet connection is unstable." (Langsung freeze wajah kayak patung).

Suara robot ("Halo… bisaaa… dengarrr… akuuu… laaagii… buffering…").

Reaksi rekan kerja:

"Eh, dia ilang lagi!"

"Coba reconnect, Bang!"

"Udah, kita lanjut aja, nanti dia kejar sendiri."

Solusi? Kalau internet lemot, lebih baik bilang "Saya telat" daripada jadi meme "Suara Darth Vader".

 

4. "Itu di Belakang Lo Ada Apa?!" – Penampakan Aneh di Kamera

Kadang kita lupa kamera nyala, trus…

Anak kecil lewat sambil pakai baju superhero.

Pasangan lagi ganti baju di belakang (auto viral di grup WA kantor).

Kucing atau anjing nyelonong jadi bintang meeting dadakan.

Cerita nyata:

"Eh, tadi ada yang liat gak? Si Roni ternyata meeting sambil diemut kucingnya!"
"Waduh, tadi ada bapak-bapak lewat belakang cuma pake celana dalam!"

Tips: Kalau kamera nyala, pastikan belakangmu bukan tempat ganti baju!

 

5. "Bapak/Ibu Bisa Share Screen-nya?" – Salah Klik yang Bikin Malu

Share screen itu ibarat membuka jendela ke dunia digital kita. Dan kadang… kita lupa tutup tab yang "tidak pantas", seperti:

Tab pencarian Google: "Cara mengatasi bos toxic" (Eh, ketahuan bosnya lagi di meeting).

Chat WhatsApp terbuka: "Meeting ini boring banget sih!" (Ternyata semua baca).

Lagi buka meme atau game pas harusnya presentasi.

Contoh nyata:

"Eh, maaf, salah share! Itu tadi tab pribadi…" (Sambil buru-buru close IG yang lagi scroll meme).

Kesimpulan: Kalau mau share screen, pastikan semua tab "bersih". Atau pakai mode presentasi biar aman!

 

6. "Kok Lo Diem Aja?!" – Tiba-tiba Freeze atau Black Screen

Pernah nggak lagi meeting, tiba-tiba:

Wajah lo freeze dengan ekspresi aneh (mulut terbuka, mata melotot).

Layar hitam total, tapi suara ada (ternyata lo kena "kamera mati" tanpa sadar).

Suara ada, tapi wajahnya kayak patung (koneksi internet lagi pilih-pilih).

Reaksi rekan kerja:

"Eh, si A freeze nih! Kelihatan kayak lagi nahan kentut!"

"Dia lagi ada atau nggak sih? Kok udah 10 menit kayak gitu?"

Solusi? Restart Zoom atau bilang, "Maaf, tadi kena badai sinyal!"

 

7. "Meeting Jam Berapa Sih?!" – Salah Jadwal & Salah Grup

Masalah yang sering bikin malu:

Dateng ke meeting yang udah selesai (trus ngomong "Halo? Ada orang?").

Masuk ke meeting yang salah (misal: meeting klien malah masuk ke meeting temen kuliah).

Ketinggalan meeting karena lupa (alasan klasik: "Waduh, saya kira besok!").

Cerita lucu:

"Gue pernah masuk meeting kantor, eh ternyata itu meetingnya grup arisan emak-emak!"
"Ada yang telat 1 jam, pas masuk bilang, 'Loh, udah selesai?'"

Tips: Setel alarm & cek link meeting 2x sebelum join!

 

8. "Tiba-tiba Ada Suara Misterius" – Bunyi-Bunyi Aneh yang Bikin Heboh

Suara tak terduga di Zoom meeting:

Suara mic tiba-tiba nyala (trus kedengeran "Aduh, aku laper banget sih!").

Anak nangis atau teriak di belakang ("Mamaaa, aku mau main!").

Suara tukang bakso lewat ("Baksooo… tahu goreng…").

Reaksi peserta meeting:

"Eh, ada apa tadi?"

"Siapa yang lagi makan bakso? Bagi dong!"

Solusi? Kalau gak mau jadi bahan tertawaan, mute mic pas lagi makan atau ngurus anak!

 

Kesimpulan: Zoom Meeting = Sumber Cerita Lucu Tanpa Akhir

Dari lupa mute sampai kucing jadi bintang meetingZoom meeting tuh never ending source of chaos! Tapi justru itu yang bikin kerja remote nggak monoton.

Gue sih selalu siap-siap:
 Mute mic kalau nggak perlu ngomong.
 Cek background biar nggak kelihatan berantakan.
 Siapin alasan koneksi jelek (*"Waduh, angin lagi kencang nih!").

Lo pernah ngalamin kejadian aneh di Zoom juga? Share di komen ya!

#CERCU #ZoomChaos #WFHProblems #HumorKantor 😂💻


Nah, gimana? Relate kan dengan kejadian Zoom meeting absurd lo?
 Kalo ada cerita lucu lain, tulis di bawah! Jangan lupa share ke temen kantor biar pada ketawa bareng! 🚀