Robot Masa Depan yang Kebingungan Soal Makanan Tradisional
Adegan 1: Kedatangan Robot Masa Depan Di sebuah rumah
makan khas Nusantara, Bu Siti sedang sibuk melayani pelanggan. Tiba-tiba,
sebuah robot canggih dengan bodi mengkilap masuk ke rumah makannya. Robot: Selamat siang, manusia. Saya RX-5000, dikirim dari
masa depan untuk mempelajari kebudayaan manusia, termasuk makanan
tradisional. Bu Siti: (terkejut) Wah, tamu dari masa depan? Silakan
duduk, mau pesan apa? Robot: Saya akan mencoba semua menu tradisional di sini
untuk analisis data. Apa itu "nasi pecel"? Bu Siti: (tertawa) Nasi pecel itu nasi dengan sayuran
rebus dan sambal kacang. Mau coba? Robot: Sambal kacang? Apakah itu bentuk energi baru? Bu Siti: (menggeleng) Bukan, itu saus pedas dari kacang
tanah. Biar saya ambilkan dulu. Adegan 2: Reaksi Lucu Robot Bu Siti membawa seporsi nasi
pecel dan meletakkannya di depan RX-5000. Robot mulai menganalisis makanan
dengan sensor canggih di matanya. Robot: (bingung) Deteksi bahan: kacang tanah, cabai,
gula, garam. Komposisi ini tidak sesuai dengan database energi saya.
Bagaimana cara mengonsumsinya? Bu Siti: (tertawa) Pakai tangan atau sendok, terserah. Robot: Tangan saya terbuat dari logam titanium. Apakah
aman? Bu Siti: Aman kok, nggak bakal rusak. Coba aja. Robot mencoba mengambil nasi pecel dengan sendok, tapi sambalnya jatuh ke
sirkuit di dadanya. Robot: Sistem error. Sambal ini terlalu licin untuk
sirkuit saya. Bu Siti: (tertawa keras) Ya ampun, kamu ini harus belajar
banyak soal makan! Adegan 3: Robot Mencoba Makanan Lain Setelah gagal dengan
nasi pecel, Bu Siti menyarankan makanan lain. Bu Siti: Coba ini, ketoprak. Ada tahu, bihun, dan saus
kacang juga. Robot: (mengangkat mangkok) Apakah ini versi cair dari
nasi pecel? Bu Siti: (tertawa) Bisa dibilang begitu, tapi rasanya
beda. Hati-hati sambalnya, ya! Robot mencoba menyedot saus kacang dengan pipet kecil dari mulutnya, tapi
malah tersedak. Robot: Sambal ini memiliki tingkat kepedasan yang tidak
terukur. Apakah manusia mengonsumsi ini untuk bertahan hidup? Bu Siti: (tertawa keras) Bukan untuk bertahan hidup, tapi
untuk kenikmatan hidup! Adegan 4: Ending yang Mengocok Perut Setelah mencoba
beberapa makanan, RX-5000 menyerah. Robot: Kesimpulan saya: makanan tradisional manusia
terlalu kompleks untuk sistem saya. Saya akan kembali ke masa depan dengan
data ini. Bu Siti: (mengantar ke pintu) Tunggu dulu, kamu belum
coba durian. Itu buah paling unik di sini. Robot: Durian? Apa itu? Bu Siti membawa durian dan membukanya di depan robot. Robot: (sensor berbunyi) Peringatan! Deteksi bau tak
dikenal. Apakah ini senjata biokimia? Bu Siti: (tertawa terpingkal-pingkal) Bukan, ini buah
enak. Coba dulu! Robot mencoba mengambil durian, tapi durinya menusuk tangan logamnya. Robot: Sistem error. Ini terlalu berbahaya untuk
dikonsumsi. Saya menyerah. Bu Siti: (tertawa) Ya sudah, kirim laporan ke masa depan,
kalau manusia makan untuk rasa, bukan untuk logika! Penutup: Kadang teknologi tercanggih pun tak bisa
memahami keunikan makanan tradisional. Karena di balik rasanya, ada cerita
dan budaya yang hanya bisa dirasakan dengan hati! |