"Panik di ATM"
Setting:
Sebuah ruangan ATM kecil di pinggir jalan. Pak Diran, pria paruh baya yang gagap teknologi, masuk ke dalam ATM dengan penuh percaya diri. Ia mengeluarkan kartu ATM dari dompetnya, bersiap untuk tarik tunai.
Adegan 1: Transaksi Dimulai
(Pak Diran memasukkan kartu ATM ke mesin dan mulai menekan tombol dengan serius.)
Pak Diran: (mumbling sambil baca layar) "Pilih bahasa… Indonesia, jelas lah! Masukkan PIN… Oke, 1-2-3-4…" (melirik ke belakang dengan curiga, takut ada yang ngintip)
(Setelah memasukkan PIN, ia memilih jumlah uang yang ingin ditarik.)
Pak Diran: "Satu juta? Wah, kayaknya kebanyakan… Lima ratus ribu aja deh… Eh, tapi cukup nggak ya buat seminggu?" (mikir lama banget, sampai orang di belakang mulai gelisah)
Orang di Belakang: (batuk pura-pura, kode biar cepet) "Ehem."
Pak Diran: (panik sendiri) "Iya, iya, sebentar!" (akhirnya neken tombol ‘Tarik 500.000’)
Adegan 2: Kartu Hilang?!
(Mesin berbunyi dan mulai memproses transaksi. Tapi tiba-tiba, layar ATM menunjukkan pesan ERROR!)
Layar ATM: "Transaksi tidak dapat diproses. Silakan coba lagi."
(Pak Diran mulai panik.)
Pak Diran: (ngelus dada) "Hah? Kok gagal?! Jangan-jangan duit saya hilang?! Atau ATM-nya nge-prank saya?!"
(Ia melihat ke mesin dan baru sadar… kartunya tidak ada di slot!)
Pak Diran: (langsung pucat) "Ya ampun! Kartu saya ditelan ATM!! Astagfirullah, gimana ini?! Saya harus lapor polisi?! Atau panggil dukun?!"
(Orang di belakang mulai ikut panik melihat kelakuan Pak Diran.)
Orang di Belakang: "Pak, coba tenang dulu…"
Pak Diran: (kalang kabut, melihat ke sekitar ATM, bahkan mencoba mengintip ke dalam mesin ATM seperti nyari barang jatuh) "Mungkin bisa saya colek pakai sedotan?!"
Adegan 3: Kesadaran Muncul
(Saat Pak Diran semakin panik, tiba-tiba, tangannya terasa ada sesuatu...)
Pak Diran: (mikir sebentar, lalu pelan-pelan menunduk melihat tangannya sendiri… dan… KARTU ATM-NYA MASIH ADA DI TANGAN!*
(Dia terdiam sejenak.)
Orang di Belakang: (ngintip) "Pak… itu kartunya masih di tangan Bapak."
(Suasana menjadi hening sejenak. Pak Diran melirik kartu ATM di tangannya, lalu kembali menatap mesin.)
Pak Diran: (ngusap keringat, lalu ketawa kecil malu-malu) "Ehehe… Iya ya, kartu saya nggak kemana-mana…"
Orang di Belakang: (tepok jidat) "Astaga, Pak. Saya udah deg-degan juga tadi!"
Pak Diran: (coba ngeles) "Ini… ini cuma tes aja, biar ATM-nya nggak merasa terlalu nyaman. Biar dia tetap waspada!"
Orang di Belakang: (melotot) "Pak, itu mesin ATM, bukan istri Bapak!"
Adegan 4: Efek Samping Malu Sendiri
(Karena malu, Pak Diran buru-buru mencoba transaksi lagi. Tapi karena panik, dia malah salah tekan tombol dan memilih ‘Cek Saldo’.)
Layar ATM: "Saldo Anda: Rp. 12.500,-"
(Pak Diran langsung kaget dan histeris.)
Pak Diran: (teriak) "HAH?! DUIT SAYA KE MANA?!"
Orang di Belakang: (mencoba nahan ketawa) "Pak, itu emang saldo Bapak segitu kali…"
Pak Diran: (merenung sebentar, lalu bisik-bisik ke ATM) "Maaf ya tadi saya nuduh kamu nelen kartu saya… Saya salah paham…" (usap layar ATM pelan-pelan kayak minta maaf ke temen yang marah)
Adegan 5: Keluar Dengan Malu
(Karena sadar duitnya tinggal receh, Pak Diran akhirnya keluar dari ATM dengan langkah gontai. Orang di belakangnya hanya bisa menggelengkan kepala sambil cekikikan.)
Pak Diran: (menghela napas) "Yah, nggak jadi tarik tunai… Minimal dapat pengalaman berharga lah…"
(Saat keluar, tiba-tiba seorang bapak lain lewat dan tanya.)
Bapak Lain: "Pak, di dalam antrean panjang nggak?"
Pak Diran: (senyum kecut) "Nggak, Pak. Tapi hati-hati, ATM-nya suka main sulap!"
(Orang di belakang akhirnya ngakak.)
No comments:
Post a Comment