Balasan Jujur Bocah Saat Ditanya Nilai Ujian [Setting: Ruang tamu, seorang Ibu sedang duduk sambil mengerjakan sesuatu
di laptop. Anaknya, Budi (7 tahun), baru pulang sekolah dengan wajah datar.] Ibu: (melihat Budi) Eh, Budi udah pulang. Gimana tadi di sekolah? Budi: (melepas sepatu malas-malasan) Biasa aja, Bu. Ibu: (tersenyum) Oh, iya. Kamu kan tadi ujian Matematika, kan? Budi: (mengangguk pelan) Hmm. Ibu: (penasaran) Gimana hasilnya, Nak? Budi: (berpikir sejenak) Kalau jujur? Ibu: (heran) Iya dong, bilang aja yang sebenarnya. Budi: (dengan polos) Nilainya seratus, Bu. Ibu: (senang) Wah, hebat sekali anak Ibu! Budi: (menambahkan) Kalau ditotal sama nilai kemarin, sih. Ibu: (kaget) Hah? Maksudnya gimana? Budi: (dengan serius) Kan kemarin nilainya lima puluh, terus tadi juga lima
puluh. Jadi totalnya seratus. Ibu: (menahan tawa, tapi juga bingung) Aduh, Nak... itu bukan cara kerja
nilai, Budi. Budi: (memotong cepat) Kan Ibu suruh aku jujur, Bu. Ibu: (menepuk jidat) Ya ampun, Nak. Yang penting Ibu bangga karena kamu
belajar keras. Budi: (tersenyum puas) Itu juga belum tentu, Bu. Aku ngisi jawabannya tadi
sambil mikir pengen makan cilok. Ibu: (tertawa sampai hampir jatuh) Ya ampun, Bud! Budi: Tapi Ibu tenang aja, aku udah punya rencana biar nilainya naik. Ibu: (penasaran) Apa tuh? Budi: (dengan polos) Minta tanda tangan Pak Guru langsung di atas kertas
ujiannya. Kalau gitu kan bisa naik derajat, ya? Ibu: (menggeleng sambil tertawa terbahak-bahak) Kamu ini ada-ada aja, Nak! [Mereka berdua tertawa bersama, lalu Budi lari ke dapur untuk cari
cilok.] |
Showing posts with label Balasan Jujur Bocah Saat Ditanya Nilai Ujian. Show all posts
Showing posts with label Balasan Jujur Bocah Saat Ditanya Nilai Ujian. Show all posts
Sunday, December 22, 2024
Balasan Jujur Bocah Saat Ditanya Nilai Ujian
Subscribe to:
Posts (Atom)