Showing posts with label Ketika Lulusan ITB Jadi Gorilla dan Ketemu Buaya dari UI. Show all posts
Showing posts with label Ketika Lulusan ITB Jadi Gorilla dan Ketemu Buaya dari UI. Show all posts

Tuesday, March 15, 2022

Ketika Lulusan ITB Jadi Gorilla dan Ketemu Buaya dari UI


Di negeri ini, kadang kenyataan hidup bisa lebih absurd dari naskah sinetron. Kalau kamu pikir tamat dari kampus keren seperti ITB menjamin kerja mapan, kantor adem, dan gaji stabil, maka kamu perlu dengar kisah si Mas ITB yang jadi gorilla di kebun binatang.

Iya, kamu nggak salah baca. Gorilla. Kostum. Lompat-lompat. Kebun binatang. Dan ini bukan film kartun. Ini realita yang dibumbui ironi, lelucon, dan satir tingkat nasional.

 

Dari Ruang Kuliah ke Kandang Gorilla

Namanya tidak perlu disebut, cukup kita sebut dia Mas ITB. Lulusan teknik, IPK hampir cumlaude, punya sederet sertifikat seminar, pengalaman organisasi seabrek, dan... pengangguran. Bukan karena dia bodoh, tapi karena lapangan kerja yang sesuai gak secepat sinyal WiFi di kampus.

Setelah kirim ratusan lamaran, ikut job fair, seminar, kursus, bahkan jadi mentor ngoding gratis di warung kopi, ujung-ujungnya nihil. Akhirnya, datang tawaran aneh: jadi pengganti gorilla di Kebun Binatang Bandung.

Gorillanya kabur ke hutan karena “panggilan alam”, katanya. Dan supaya kandang tetap ramai dikunjungi, pihak pengelola cari cara instan — pakai orang berkostum gorilla yang kelihatan hidup, lincah, dan “interaktif.”

Mas ITB? Terima. Dengan catatan: “Toh pakai kostum, gak ada yang tahu.”

 

Hari-hari Bersama Pisang dan Kacang

Setiap pagi dia datang, ganti baju di ruang belakang kandang, pakai kostum berbulu tebal, pasang topeng, lalu mulai “kerja”.

Lompat-lompat dari batang kayu ke ban bekas, goyang-goyang besi kandang, makan pisang, kunyah kacang. Kadang dia berdiri di satu kaki sambil tepuk-tepuk dada kayak gorilla beneran. Hebatnya lagi: dia bisa menghitung pakai jari. Pengunjung langsung heboh:

“Gorillanya pinter banget! Bisa ngitung 1 sampai 10!”

Anak-anak ketawa, ibu-ibu kagum, bapak-bapak selfie. Setiap hari, kandang gorilla makin ramai. Bahkan muncul berita viral: “Gorilla Pintar Asal Bandung, Bisa Hitung dan Menari Poco-poco.”

Gaji? Lumayan. Tapi lebih dari itu, dia menikmati kebahagiaan sederhana: bisa bikin orang tertawa dan kagum, meski dari balik topeng.

 

Hari Naas: Ketika Kaki Salah Injak

Seperti biasa, pagi itu cerah. Mas ITB beraksi dengan penuh semangat. Tapi saking semangatnya, saat dia mencoba salto dari satu pohon buatan ke tali gantung, kakinya terpeleset. Dia terbang — tapi bukan salto keren yang terjadi. Melainkan…

BLEP! BYURRR!

Dia terjatuh ke kolam sebelah kandang. Sayangnya, itu bukan kolam ikan, tapi…

KOLAM BUAYA.

Pengunjung menjerit. Anak kecil nangis. Petugas kebun binatang panik. Di dalam air, Mas ITB mengerjapkan mata. Tubuhnya berat karena kostum basah. Dia mencoba berenang, tapi tiba-tiba melihat sesuatu mendekat dengan kecepatan kilat.

Buaya.

Gigi-gigi tajam menganga. Lidah menjulur. Dan jarak mereka hanya beberapa meter. Dalam hati Mas ITB teriak, “Matilah aku hari ini!” Padahal belum sempat bayar cicilan laptop.

 

Momen Ajaib: Ketika Buaya Bicara

Detik-detik itu terasa seperti slow motion. Mas ITB hampir pasrah, ketika tiba-tiba, dari dalam mulut buaya, terdengar bisikan…

“Jangan takut, Mas. Saya dari UI…”

SEKETIKA NYAWA NYARIS MELAYANG, BATAL.

Mata Mas ITB membelalak. Sambil tetap panik, dia bergumam, “Dari UI? Maksudnya?

Lalu si buaya, alias Mas UI, menjelaskan sambil membantu mendorong tubuh gorilla ke tepian:

“Saya juga kerja serabutan, Mas. Dulu jurusan Biologi UI. Gak dapet kerja, eh ditawarin peran buaya di sini. Awalnya malu, tapi ya sudahlah. Ternyata banyak juga teman seangkatan yang nasibnya lebih buruk.”

 

Obrolan Singkat di Tepi Kolam

Setelah nyaris mati bareng, dua alumni kampus top ini duduk di pinggir kolam. Masih pakai kostum binatang, basah kuyup, tapi mulai tertawa.

Ternyata kita berdua sama, ya. Sama-sama ngumpet di balik karakter.

Iya, Mas. Bedanya, saya reptil. Mas mamalia. Tapi nasib... mirip.

Mereka ngobrol soal hidup, tentang ekspektasi orang tua, harapan waktu wisuda, dan kenyataan keras dunia kerja. Tentang bagaimana ijazah keren bisa berubah jadi alas gelas kalau nggak dibarengi keberuntungan.

 

Satire Dunia Kerja dan Realita Lulusan Top

Cerita ini memang dibalut humor. Tapi buat yang peka, ini bukan cuma cerita lucu.

Ini sindiran ke realita di mana lulusan kampus top pun gak menjamin hidup mudah. Apalagi di zaman serba tidak pasti, saat koneksi kadang lebih penting daripada kompetensi. Ketika idealisme luluh lantak di hadapan tagihan dan perut lapar.

  • Lulusan ITB jadi gorilla.
  • Lulusan UI jadi buaya.

Dan kita, para penonton, hanya bisa tertawa... tanpa sadar bahwa bisa jadi kita gorilla atau buaya berikutnya.

 

Akhir Cerita: Masih Berani Bermimpi

Setelah hari itu, Mas ITB dan Mas UI jadi akrab. Mereka saling jaga peran, saling cover kalau salah satu telat datang. Bahkan mulai bikin konten bareng — “Podcast Binatang Terpelajar”, live dari kandang.

Dan siapa sangka? Dari video viral mereka yang isinya ngobrol sambil pakai kostum hewan, datang tawaran kerja dari production house. Katanya, “Kalian unik, lucu, dan kritis. Kami butuh karakter seperti itu.

Dari kandang gorilla dan kolam buaya, akhirnya mereka keluar — tapi bukan karena dipecat, melainkan naik kelas. Dari aktor kebun binatang jadi konten kreator dengan kontrak eksklusif.

 

Kesimpulan: Di Balik Kostum dan Lelucon, Ada Daya Juang

Kita semua mungkin punya momen jadi gorilla: terjebak di rutinitas yang gak sesuai mimpi. Atau jadi buaya: harus tampil kuat padahal dalam hati nyesek.

Tapi kisah Mas ITB dan Mas UI ngajarin satu hal penting:

Selama kamu gak berhenti ngelucu, ngelawan, dan berusaha... Selalu ada jalan, walau lewat kostum binatang.

Karena kadang, kebahagiaan datang dari sudut yang tidak pernah kita duga — bahkan dari kandang kebun binatang.