Pernah gak sih kamu ketemu orang mabok di jalan? Kalau pernah, kamu pasti tahu satu hal: mereka ini makhluk paling jujur, spontan, dan kadang… absurd di muka bumi. Kadang bikin kita ketawa, kadang bikin geregetan, tapi selalu berhasil jadi cerita seru yang bisa kamu ulang di tongkrongan tanpa bosen.
Nah, kali ini gue bakal ceritain
sebuah kisah nyata (atau mungkin urban legend, siapa tahu), tentang tiga
pemuda yang mabok berat, satu sopir taksi, dan satu pelajaran hidup tentang
kecepatan dan persepsi.
BABAK
1: MABOK BERAT TAPI MASIH TAU ARAH
Malam itu, kota mulai sepi.
Lampu-lampu jalan mulai berpendar redup, warung kaki lima tinggal beberapa, dan
taksi-taksi parkir di pinggir jalan, berharap ada penumpang. Di salah satu
sudut kota, muncullah tiga pemuda dengan langkah goyah, tertawa-tawa gak
jelas sambil nyanyi lagu dangdut yang gak komplit liriknya.
Mereka baru pulang dari… ya, kamu
tau lah, tempat yang penuh lampu kelap-kelip, musik jedag-jedug, dan minuman
yang bikin mulut bau alkohol dan hati berani berlebihan.
Salah satu dari mereka, sebut aja Togar,
bilang:
“Gue udah gak sanggup jalan bro, gue
butuh kendaraan... teleportasi... atau pelukan mantan...”
Temennya, Joni, sambil
merangkul tiang listrik:
“Udah, kita naik taksi aja... Kita
ini manusia... kita layak dihormati!”
Lalu si paling mabok, Anto,
dengan heroik angkat tangan dan nyetop taksi yang kebetulan lewat.
BABAK
2: SUPIR TAKSI YANG CAPEK MENTAL
Supir taksinya ini bukan orang baru.
Udah 12 tahun kerja malam, dia hafal mana penumpang biasa, mana penumpang
nyebelin, mana penumpang bawa durian, dan mana penumpang mabok.
Begitu lihat tiga makhluk goyah itu
masuk ke mobilnya, dia langsung mikir:
"Waduh... tamu dari planet
Saturnus nih. Bisa-bisa muntah di jok atau ngajak debat harga."
Tapi daripada ribut, si sopir tetap
senyum palsu sambil tanya, “Mau ke mana, Mas?”
Togar jawab sambil mengacung:
“Ke... ke... sana! Pokoknya... ke
tujuan hidup!”
Supir cuma bisa angguk-angguk sambil
menahan tawa. Lalu muncul ide iseng di kepalanya. Karena tahu ini penumpang
mabok berat, dia mau iseng dikit. Ya... bukan balas dendam, cuma pelajaran
ringan.
Dia langsung nyalain mesin taksi,
terus matiin lagi, dan dengan suara serius dia bilang:
“Udah nyampe, Mas.”
BABAK
3: RESPON AJAIB PARA PEMABOK
Dan di sinilah letak keajaiban
dunia mabok.
Alih-alih sadar bahwa mobil bahkan
belum jalan 1 meter pun, tiga pemuda ini langsung bereaksi… dengan gaya
yang sangat percaya diri.
✦ Si Togar (pemuda 1):
Langsung merogoh kantong celana,
keluarin uang receh yang udah lecek, dan kasih ke sopir sambil senyum tulus:
“Makasih ya, Bang. Cepet banget.
Bapak sopir terbaik dalam hidup saya…”
Lalu dia keluar dari mobil dengan
langkah bangga, kayak baru turun dari pesawat pribadi.
✦ Si Joni (pemuda 2):
Dengan wibawa seorang pejabat
negara, dia menyalami sopir dengan khidmat:
“Terima kasih atas jasamu... kau
telah mengantar kami dengan sangat... smooth...”
Lalu dia peluk tiang parkir sambil
ngomong: “Akhirnya kita sampai...”
Dan akhirnya...
✦ Si Anto (pemuda 3):
Keluar pelan-pelan, kemudian PLAKK!
Menabok kepala sopir taksi dengan ringan tapi penuh makna.
Supir yang tadinya iseng, langsung
kaget dan marah:
“Lah! Kenapa ditabok, Mas? Salah
saya apa?!”
Dan jawaban si Anto adalah plot
twist paling kocak di dunia transportasi malam:
“Lain kali jangan ngebut-ngebut,
Mas. Santai aja bawa mobilnya... kepala saya muter, tau!”
…
…
🥴 Speechless.
BABAK
4: KENAPA CERITA INI JADI LEGENDA
Cerita ini menyebar ke mana-mana.
Mulai dari grup WhatsApp keluarga, komunitas supir taksi, bahkan jadi status
Facebook ibu-ibu yang ngetik pakai huruf kapital semua.
Kenapa?
Karena lucu dan relatable banget.
Kita semua pernah (atau tahu orang
yang pernah) berinteraksi dengan orang mabok, dan tahu gimana mereka
bisa:
- Merasa benar sendiri
- Salah arah tapi yakin
- Dikasih prank, tapi tetap merasa menang
Dan yang paling penting: mereka
sering jadi bahan cerita tak terlupakan.
TAPI…
ADA MAKNA DI BALIK CERITA INI
Oke, emang ini cerita lucu. Tapi yuk
kita coba ambil sisi bijaknya dikit (biar tulisan ini gak receh 100%).
1.
Orang Percaya Apa yang Dirasakan, Bukan yang Nyata
Tiga pemuda tadi benar-benar percaya
bahwa mereka udah sampai tujuan. Karena dalam kondisi mabok, persepsi bisa
ngalahin kenyataan. Lucunya, ini juga sering terjadi di kehidupan
sehari-hari.
Kadang kita merasa udah kerja keras
— padahal baru mulai.
Kadang kita merasa disakiti — padahal cuma salah paham.
Kadang kita merasa dikhianati — padahal cuma gak ditelpon.
2.
Kebaikan Kadang Bisa Kena Tabok
Si sopir taksi awalnya cuma iseng.
Tapi justru kena tabok. Di dunia nyata juga begitu: kadang kita bantu orang,
malah disalahpahami. Tapi ya itulah hidup. Bantu ya bantu aja. Tapi siap
juga kalau ending-nya gak sesuai harapan.
3.
Jangan Mabok, Apalagi Kalau Gak Tahan
Ya, ini pelajaran paling jelas. Mau
lucu kayak gimana pun, mabok tetap bukan gaya hidup keren. Satu dua cerita
mungkin jadi bahan tawa, tapi yang kebablasan bisa jadi tragedi beneran.
PENUTUP:
ANTARA NGAKAK DAN NGACA
Akhir kata, mari kita ucapkan terima
kasih pada tiga pemuda legendaris yang mengajarkan:
- Bahwa hidup itu kadang cuma soal percaya aja dulu.
- Bahwa iseng itu boleh, tapi siap-siap kena getahnya.
- Bahwa dunia ini butuh lebih banyak cerita kocak kayak
gini... biar kita gak gila ngadepin dunia nyata.
Jadi, buat kamu yang lagi capek
hidup, pengen ngerasa waras, atau cuma butuh alasan buat senyum hari ini...
Ingatlah cerita ini.
Dan kalau suatu saat kamu naik
taksi, dan sopirnya bilang “Udah nyampe” padahal mobil belum jalan…
CEK DULU, JANGAN LANGSUNG BAYAR!