Sunday, July 13, 2025

💓 CERCU – SMS Romantis Jadul: Gombalan Kelas Wahid ala Anak Warnet

CERCU

Zaman sekarang, mau gombal tinggal copas dari Instagram, pakai emoji, tinggal tap love, kirim stiker lucu. Tapi kalau kamu hidup di era HP Nokia dan SMS 160 karakter, gombal itu adalah seni. Butuh kreativitas tinggi, strategi ketik cepat, dan mental baja untuk menunggu balasan yang entah datang entah tidak.

Dan kalau kamu anak warnet yang suka numpang online cuma buat buka Friendster atau MIRC, kamu pasti punya segudang pengalaman gombal jadul ala anak keyboard warrior. Zaman di mana satu SMS bisa mengubah hidup, dan satu balasan “Ok.” bisa menghancurkan harga diri.

Di artikel CERCU kali ini, mari kita nostalgia bareng ke masa-masa absurd dan romantis itu: ketika gombalan lahir dari HP Nokia, diketik sambil merem, dan dikirim dengan deg-degan sambil ngitung pulsa.

 

🥲 Gombalan Jadul: Antara Puitis dan Absurd

Dulu belum ada Pinterest atau TikTok buat nyari inspirasi gombal. Yang ada cuma imajinasi, majalah remaja, atau hasil nguping dari radio malam minggu. Tapi hasilnya? Luar biasa garing tapi ngena. Contohnya:

·         "Kamu tuh kayak sinyal… selalu ada di hatiku tapi susah ditangkap."

·         "HP-ku getar terus nih… mungkin kamu yang kirim getaran cinta."

·         "Matahari boleh terbenam, tapi cintaku ke kamu gak pernah redup."

·         "Kalau kamu pelajaran matematika, aku rela ngulang terus sampai bisa ngerti."

Dan gombalan paling legendaris:

“Cintaku ke kamu tuh kayak pulsa… kalau habis, aku usahain isi lagi.”
(Waduh, ini levelnya udah siap nikah ya.)

Gombalan semacam ini biasanya dikirim malam hari. Seringnya pas lagi sendirian, duduk di teras, dengerin jangkrik, berharap si dia ngebales dengan “aku juga sayang kamu.”

Tapi kenyataan sering tak seindah harapan.

 

⏳ Ketika Menunggu Balasan SMS Lebih Tegang dari Ujian Nasional

Setelah mengirim SMS romantis, dimulailah fase paling mendebarkan: menunggu balasan.

Beberapa menit pertama: "Mungkin dia lagi makan."
30 menit kemudian: "Mungkin dia lagi mandi."
1 jam berlalu: "Kayaknya dia tidur deh."
3 jam lewat: "Jangan-jangan dia emang gak suka ya..."
Paginya: “Maaf semalam ketiduran.”

Atau yang paling menyakitkan... cuma dibalas: “Ok.”

Ya Allah, “Ok.”???
Padahal kamu udah kirim gombalan setara puisi Chairil Anwar, berharap dapet reaksi romantis, malah dijawab kayak dosen bales email.

Tapi begitulah cinta di era SMS. Semakin kita usaha, semakin kita dilatih ikhlas.

 

📴 Gombalan Dipakai Massal: Copy-Paste ke Banyak Orang

Satu fenomena menarik di era SMS jadul adalah gombalan berantai. Satu SMS gombal dikirim ke semua kontak, berharap ada satu yang nyangkut. Anak warnet biasanya punya koleksi SMS lucu atau romantis yang diketik di Notepad, lalu disalin saat main warnet.

Contoh:

“Bila cinta itu ibarat sinyal, aku akan terus naik ke atap demi dapat sinyal cintamu.”

Atau:

“Kamu seperti baterai di HP-ku… tanpamu aku lemah.”

Lalu dikirim massal ke 10 nomor berbeda. Lucunya, kadang dua orang cewek bales barengan:

·         Cewek A: "Haha lucu juga kamu"

·         Cewek B: "Ih gombalnya basi, tapi bikin senyum sih :)"

Nah lho.
Mulailah dilema anak warnet: “Mau lanjut yang mana ya?”

 

🤡 Gombalan Gagal Tapi Berkesan

Ada juga gombalan yang gagal total, tapi malah jadi cerita lucu sampai sekarang. Seperti kisah si Dodi, anak warnet kelas 2 SMP, yang naksir cewek sekelas. Dia kirim SMS gombalan seperti ini:

“Kalau kamu bintang, aku mau jadi langitnya… biar kita terus bareng.”

Si cewek jawab:

“Langit gak bisa dipeluk, Dod. Mending kamu jadi orang yang sadar diri.”

Ouch.

Tapi anehnya, Dodi malah makin semangat. Tiap minggu kirim gombal beda. Walaupun akhirnya tetap ditolak, gombalannya masih dikenang teman sekelas sampai lulus SMA.

 

💾 Disimpan, Dicatat, Dikenang

Zaman sekarang, pesan cinta gampang hilang. Tapi dulu, SMS romantis disimpan rapi. Bahkan ada yang catat ulang di buku harian, atau dikunci di folder khusus. Seperti:

·         “Jangan tidur dulu, aku masih ingin kamu jadi alasan aku senyum malam ini.”

·         “Selamat pagi, semoga harimu seindah senyummu.”

Anak warnet sejati tahu betapa berharganya SMS kayak gitu. Walaupun dikirim dari HP jadul dengan layar monokrom, tapi rasanya lebih hangat daripada chat pakai emoji sekarang.

Dan kalau SMS itu tiba-tiba hilang karena memori penuh, rasanya seperti kehilangan surat cinta terakhir dari mantan.

 

🕹️ Warnet, Tempat Inspirasi dan Patah Hati

Jangan lupakan peran warnet dalam kisah cinta SMS jadul. Anak-anak remaja dulu suka buka situs gombalan, puisi cinta, atau forum kayak Kaskus dan MIRC. Dari sanalah mereka salin kata-kata indah lalu kirim lewat SMS.

Tapi sering juga justru patah hati di warnet. Lihat status Friendster pacar berubah jadi “single.” Atau liat komentar mesra dari “teman dekat” lain. Pulang-pulang langsung kirim SMS:

“Kita udahan aja ya. Aku gak kuat liat kamu dengan yang lain.”
Dibalas: “Ok.”

Dan cerita pun berakhir tragis, dengan air mata di pojok warnet sambil pura-pura main Zuma.

 

🫶 SMS Cinta Tak Pernah Mati

Meski sekarang teknologi sudah canggih, ada satu hal yang tak tergantikan: ketulusan zaman SMS. Gombalan saat itu diketik pakai jempol, penuh perasaan, dan dipikirkan matang-matang karena tiap huruf berharga.

Gak ada fitur edit. Gak bisa tarik pesan. Sekali terkirim, ya sudah.

Dan itulah yang bikin SMS romantis jadul begitu otentik.

Kalau kamu pernah ngerasain kirim SMS ke gebetan sambil nunggu balasan berjam-jam, atau nyatet gombalan di kertas lalu ketik ulang di HP, kamu tahu rasanya.

 

💌 Penutup: Dari Anak Warnet Jadi Raja Gombal

Hari ini kita mungkin udah move on ke WA, Line, Telegram. Tapi gaya gombalan ala anak warnet zaman Nokia tetap abadi di ingatan.

Itu masa-masa di mana kita belajar bahwa cinta itu butuh usaha, bukan kuota.

Bahwa gombal itu bukan sekadar lucu-lucuan, tapi cara sederhana untuk bilang: “Aku sayang kamu.”

Jadi, buat kamu yang pernah:

·         Kirim gombal ke 10 orang sekaligus

·         Nunggu balasan SMS sampai ketiduran

·         Disimpan dalam kotak masuk spesial hanya untuk dia

Selamat!
Kamu adalah generasi cinta 160 karakter — generasi yang tahu rasanya mencintai tanpa emoji, tapi penuh emosi.

 

CERCU by Cemerlang Publishing
Tertawa bersama masa lalu adalah bentuk cinta paling sederhana terhadap siapa kita dulu.

Punya kisah gombalan jadul yang konyol, garing, tapi berkesan? Tulis di komentar ya. Biar kita ketawa bareng dan siapa tahu... ada yang balas “Ok.” lagi. 🤭

No comments:

Post a Comment