![]() |
Cercu |
Kalau kamu pernah ngetik SMS pakai HP Nokia jadul, kamu pasti paham: tiap huruf adalah perjuangan. Belum ada touchscreen. Belum ada autocorrect. Dan tentu saja, belum ada fitur “hapus cepat.”
Yang ada cuma satu hal: T9 dan tombol angka 1 sampai 9.
Dan dari sanalah lahir legenda: anak-anak muda yang berjuang merangkai kalimat
cinta sambil pencet tombol “7” tiga kali buat huruf “S”.
Dan untuk bisa kirim satu SMS romantis? Kadang butuh waktu setengah
jam, belum termasuk revisi. Bahkan ada yang 3 hari belum
selesai, karena salah ketik terus, atau harus ngulang karena HP
nge-hang.
Yuk, kita nostalgia bareng di CERCU kali ini: Drama 1 SMS 3 Hari –
Waktu Ngetik Pakai Tombol T9 Butuh Mental Baja.
📟 T9: Teknologi yang Membuatmu Pintar dan Sabar Sekaligus
Buat yang belum tahu (atau pura-pura muda), T9 itu singkatan dari Text
on 9 keys. Sistem ini memungkinkan kita ngetik huruf dengan tombol
angka. Misalnya:
·
Tombol 2 = A, B, C
·
Tombol 3 = D, E, F
·
Tombol 7 = P, Q, R, S
·
Tombol 9 = W, X, Y, Z
Jadi kalau kamu mau ngetik kata “SAYANG”, kamu harus pencet:
·
Tombol 7 empat kali buat S
·
Tombol 2 sekali buat A
·
Tombol 9 tiga kali buat Y
·
Tombol 2 sekali buat A
·
Tombol 6 dua kali buat N
·
Tombol 4 sekali buat G
Bayangin, itu baru satu kata.
Gimana kalau kamu mau ngetik, “Aku sayang kamu, jangan pernah pergi ya”?
Minimal 10 menit dan satu sesi tarik napas panjang.
Makanya, orang-orang zaman itu lebih memilih kata-kata singkat,
bahkan kode-kode aneh, demi menghemat waktu, pulsa, dan tenaga.
🧠 Singkatan Ala Intelijen: “aq gk bsa, cmn mw blg i luv u”
Karena keterbatasan karakter dan ribetnya pencetan, lahirlah budaya
singkatan absurd yang sekarang dianggap alay, tapi
dulu justru simbol perjuangan cinta.
Contoh:
·
“aq” = aku
·
“gk” = gak
·
“cmn” = cuma
·
“bsa” = bisa
·
“mw” = mau
·
“blg” = bilang
Kombinasi itu kadang bikin kita seperti sedang memecahkan sandi militer.
Tapi saat itu, rasanya keren banget!
SMS kayak:
“aq cmn mw blg, aq syng kmu bgt, jgn prgi ya”
Itu sudah termasuk kelas berat dalam hal keromantisan sekaligus keterampilan
teknis ngetik.
Apalagi kalau ditulis sambil duduk di pojokan warnet, nunggu sinyal kuat sambil
ngunyah ciki kiloan.
📵 Salah Kirim SMS: Antara Cinta dan Malu yang Abadi
Inilah bagian terbaik dari kisah SMS jadul: cerita salah kirim SMS
cinta.
Karena layar kecil, tampilan kontak terbatas, dan HP yang sering nge-lag,
banyak kejadian konyol terjadi.
Salah satu kisah paling melegenda adalah dari Aldi, anak kelas 3 SMP. Dia
naksir berat sama teman sekelas bernama Winda. Setelah 3 hari menyusun SMS
cinta (sambil ngumpulin pulsa juga), akhirnya dia kirim pesan ini:
“Aku suka kamu dari lama. Maaf kalo aku cuma bisa liat dari jauh. Tapi tiap
kamu senyum, hatiku bergetar.”
Tapi apa yang terjadi?
SMS itu terkirim ke Ibunya sendiri.
Nama kontaknya “WI” (Winda dan Ibu – mirip banget), dan karena pakai HP
Nokia butut, dia gak sempat cek dua kali.
Dan respons ibunya?
“Nak… mama juga sayang kamu. Tapi ini bukan waktunya buat jatuh cinta. Fokus
ujian dulu.”
Aldi trauma sebulan.
Tapi… jadi bahan ketawa seumur hidup!
⏳ Satu SMS = Satu Hari. Balasan? Dua Hari Lagi.
Saking ribetnya ngetik, gak sedikit yang butuh waktu lama hanya untuk bales
satu SMS.
Contoh kisah absurd:
Hari 1:
·
Kirim SMS: “hai, aq lg ngp?”
Hari 2:
·
Balasan: “aq lg brsihin rmh, km?”
Hari 3:
·
Jawab lagi: “td mlh lg kmrn d luar…”
Kadang, obrolan berlangsung kayak surat-suratan zaman perang. Satu balasan
per hari. Tapi justru di situ letak romantisnya. Karena setiap SMS ditunggu,
dihargai, dan disimpan.
🤏 Salah Pencet Bisa Fatal
Saking sensitifnya tombol Nokia jadul, sering banget terjadi salah pencet.
Misalnya kamu mau ngetik:
“aku suka kamu”
Tapi karena panik dan tombol 5 lemot, yang terkirim justru:
“aku sulka kammu”
Dan anehnya... malah bikin si penerima bingung dan mikir: “Dia bercanda ya?
Atau grogi? Atau dia lagi makan sambil ngetik?”
Semua asumsi bisa terjadi. Tapi itu bagian dari romantisme teknologi jadul.
💾 Memori HP: Tempat Cinta Disimpan (dan Dihapus)
HP jadul punya kapasitas inbox sangat kecil. Biasanya cuma bisa nyimpan
50-100 SMS. Maka, kita harus pintar memilih: mana yang mau disimpan,
mana yang harus dikorbankan.
Dan lucunya, orang-orang zaman itu lebih rela hapus SMS operator
atau bahkan SMS pengumuman penting, demi mempertahankan satu SMS dari si dia
yang bunyinya cuma:
“aku juga :)”
Itu adalah harta karun. Bikin senyum tiap dibaca ulang.
😤 Tantangan Mental: HP Panas, Tangan Pegel, Tapi Cinta Tetap
Dikirim
Ngetik pakai T9 itu benar-benar latihan mental dan fisik. Bayangkan, kamu
duduk berjam-jam cuma buat ngetik satu kalimat puitis, sambil hati-hati biar
gak kepencet tombol “hapus.”
Ditambah dengan HP yang:
·
Kadang ngeheng pas mau dikirim
·
Kadang mati mendadak karena
baterai ngaco
·
Atau malah SMS gagal terkirim,
padahal pulsa udah kepotong!
Tapi tetap, cinta harus disampaikan.
Karena waktu itu, satu-satunya cara nyatakan perasaan (selain tatap-tatapan di
lapangan upacara) ya cuma lewat SMS.
❤️
Penutup: Dari Tombol T9, Kita Belajar Arti Ketulusan
Zaman berubah. Sekarang kita tinggal sentuh layar, pakai suara, kirim emoji.
Tapi generasi T9 tahu satu hal yang gak bisa diganti oleh teknologi:
Setiap SMS adalah perjuangan.
Karena:
·
Harus ketik manual satu per satu
·
Harus hemat pulsa
·
Harus sabar nunggu balasan
Dan karena itu, setiap pesan terasa lebih bermakna.
Mau bilang “Aku sayang kamu” aja butuh waktu, tenaga, dan tekad. Tapi justru
di situ cinta tumbuh—pelan-pelan, dalam diam, dan penuh harap.
CERCU by Cemerlang Publishing
Seri cerita lucu, konyol, dan hangat dari masa lalu yang tak
tergantikan.
Kalau kamu punya cerita tentang ngetik SMS pakai HP jadul, salah kirim ke
ibu, atau gombalan gagal karena typo, tulis di kolom komentar ya. Kita ketawa bareng,
nostalgia rame-rame!
No comments:
Post a Comment