Setting:
Ruang kuliah di pagi hari. Mahasiswa baru
selesai UTS. Dosen killer, Pak Guntur, masuk kelas. Beliau terkenal dengan "senyum membunuh, pertanyaan menusuk hati, dan
nilai mengiris harapan."
Karakter:
·
Pak
Guntur – dosen killer, logat serius, suka nanya random dan
mendadak.
·
Doni
– mahasiswa santai tapi tahan banting.
·
Tari
– mahasiswi pinter tapi grogian.
·
Budi
– mahasiswa sok tahu.
·
Narator
– (suara latar)
Narator
(suara berat)
Dalam dunia perkuliahan, ada dua jenis manusia: yang takut pada dosen killer…
dan yang sudah tidak peduli lagi karena IPK sudah pasrah.
[Adegan
1: Kelas dimulai]
(Pak Guntur
masuk kelas. Semua mahasiswa langsung duduk rapi, bahkan yang biasanya duduk di
pojok sambil nonton YouTube tiba-tiba buka buku.)
Pak
Guntur
Selamat pagi... atau selamat menuju perbaikan nilai, bagi yang kemarin nulis
jawaban seperti ramalan bintang.
(Mahasiswa
diam. Cuma suara jangkrik imajiner terdengar.)
Pak
Guntur
Baik. Hari ini kita latihan soal. Siapa yang bisa jawab dengan benar… akan saya
beri bonus nilai.
(sambil tersenyum setan)
Kalau salah… tetap saya nilai. Tapi, jangan harap bonus itu muncul di KHS.
(Tari
gemetar, Budi mulai buka Google, Doni santai minum teh botol.)
[Adegan
2: Serangan Pertama]
Pak
Guntur
Doni!
Apa perbedaan antara validitas dan reliabilitas dalam penelitian?
(Mahasiswa
menoleh. Beberapa mulai doa-doa kecil.)
Doni
Validitas itu seperti... cinta yang jujur, Pak.
Sesuai tujuan, tidak bohong.
Sedangkan reliabilitas itu... seperti pacar yang bisa diandalkan.
Dites berkali-kali tetap sama... nggak berubah kayak mantan.
(Seisi
kelas: “WOOOW!”)
(Pak Guntur angkat
alis. Tidak terkesan, tapi senyum kecil muncul.)
Pak
Guntur
Hmm. Filosofis. Saya tidak tahu kamu sedang jawab atau nyindir mantan.
[Adegan
3: Tantangan Lanjutan]
Pak
Guntur
Tari!
Jelaskan teori kognitivisme dalam dua kalimat saja.
Tari
(gemetar)
E-eh... Teori kognitivisme adalah... proses belajar yang... yang...
(maaf) bisa diulang, Pak?
Pak
Guntur
Kita bukan di karaoke, Tari. Tidak semua bisa di-replay.
(Tari
menunduk. Doni langsung menyodok dari belakang.)
Doni
Kalau boleh bantu, Pak...
Kognitivisme itu proses belajar aktif di otak.
Belajarnya bukan karena hadiah atau hukuman, tapi karena otaknya sadar, bukan
karena diancam UTS.
(Kelas:
“WOOOOH!”)
(Pak Guntur menoleh.)
Pak
Guntur
Doni, kamu tadi sarapan apa?
Doni
Sarapan mental, Pak.
[Adegan
4: Pertanyaan Pamungkas]
Pak
Guntur
Oke. Terakhir.
Apa esensi dari perkuliahan?
(Kelas
hening. Semua menoleh ke Doni.)
Doni
(dengan ekspresi tenang)
Esensi perkuliahan adalah...
Ketika mahasiswa belajar memahami dosen,
Dan dosen belajar mengikhlaskan nilai mahasiswa.
(Kelas:
ngakak. Bahkan Pak Guntur menutup mulutnya menahan tawa.)
[Adegan
Penutup]
Pak
Guntur
Baik. Kelas selesai. Doni, setelah ini ke ruang saya.
(Semua:
“WAAAH, MATI KAU DON!”)
Pak
Guntur (tersenyum)
Saya ingin ajak kamu ngopi. Saya butuh lawan debat yang tidak takut masa depan.
Narator
Dalam dunia akademik, kadang bukan tentang siapa paling tahu...
Tapi siapa paling tahan mental menghadapi dosen killer.
Dan Doni?
Doni bukan mahasiswa biasa.
Doni... adalah legend.
No comments:
Post a Comment