Thursday, March 6, 2025

Skripsi dan Keajaiban Kata “Fix”


(Kisah tragis-lucu perjuangan mahasiswa 99% jadi sarjana… tapi 100% kena revisi.)

Karakter:

·         Reno – mahasiswa semester 14, skripsi sudah 99% selesai (katanya).

·         Dinda – sahabat Reno, realistis dan suka nyeletuk.

·         Pak Dosen – pembimbing skripsi legendaris, kalem tapi selalu menyelipkan revisi.

 

[Adegan 1: Di Kantin Kampus]

(Reno duduk dengan wajah penuh kemenangan. Di tangannya ada flashdisk warna ungu dan map bening berisi skripsi tebal. Dinda datang dengan teh es dan ekspresi penasaran.)

Dinda:
Bro! Gimana? Udah fix?

Reno:
(Face confident)
Fix, Din. Udah. Ini bener-bener fix. Tinggal ACC terus maju sidang. Malam tadi aku sampe cium laptop.

Dinda:
(Curiga)
Cium laptop? Reno, kamu baik-baik aja? Jangan sampe kamu halu gara-gara bab 4.

Reno:
(Hidupkan mode motivator)
Dinda... hidup ini tentang konsistensi dan ketekunan. Kamu lihat ini? (angkat skripsi)
Ini bukan hanya kertas. Ini... harapan keluarga besar dari tiga kabupaten.

Dinda:
(Seruput teh)
Ya semoga aja dosen pembimbingmu sependapat...

 

[Adegan 2: Ruang Dosen Pembimbing]

(Pak Dosen duduk santai di ruangannya. Reno datang dengan wajah percaya diri. Senyum lebar. Menyerahkan skripsi seperti menyerahkan undangan pernikahan.)

Reno:
Pak… ini naskah final saya. Sudah fix. Fix banget. Saya bahkan kasih spasi ganda pakai cinta.

Pak Dosen:
(Senyum tipis)
Wah, hebat. Kita lihat dulu ya… (buka halaman)
Hmm…
Bab 1... baik.
Bab 2... mantap.
Bab 3... oh, bagus.
Bab 4... nah... ini dia.

Reno:
(Ekspresi berubah sedikit)
Kenapa Pak? Ada yang keliru?

Pak Dosen:
Cuma perlu sedikit revisi kecil...

Reno:
(Sigap ambil catatan)
Oke Pak. Revisi kecil. Minor. Aman. Kayak tambalan luka kecil.

Pak Dosen:
Ya, cuma tambahkan dua teori pendukung, ganti semua diagram dengan SPSS versi terbaru, perbaiki metode, ganti daftar pustaka dengan yang pakai APA style, dan...

Reno:
(Panik mode aktif)
...dan?

Pak Dosen:
Dan buatkan bab 5 yang lebih eksploratif. Dan jangan lupa daftar isi ulang, karena halaman berubah semua.

Reno:
(Tersenyum... lalu membeku seperti patung Pancoran)
Fix, ya Pak?

Pak Dosen:
Fix... untuk direvisi.

 

[Adegan 3: Kembali ke Kantin]

(Reno kembali duduk di meja. Skripsi tampak lebih tebal dari sebelumnya. Dinda menatapnya dengan ekspresi “udah kuduga.”)

Dinda:
Gimana? Fix?

Reno:
(Berat napas)
Fix…
Fix… ternyata cuma kata pengantar menuju neraka akademik.

Dinda:
Jangan lebay, Ren.

Reno:
Aku udah 99%, Din. Tapi ternyata 1% itu bukan sisa. Itu plot twist.

Dinda:
(Lempar kerupuk)
Yah... itu tandanya kamu mahasiswa tulen. Kalau skripsimu nggak pernah direvisi mendadak, gelar S1-nya bisa dibatalkan sepihak sama dewa kampus.

Reno:
Tapi aku udah janji ke mamaku. Katanya kalau aku lulus tahun ini, aku dibikinkan spanduk.

Dinda:
Gampang. Bikin spanduk-nya dulu. Lulusnya belakangan. Itu yang banyak dilakukan orang tua Indonesia.

 

[Adegan Penutup: Di Kamar Reno]

(Reno duduk depan laptop. Halaman skripsi terbuka. Ia menulis ulang dengan tatapan pasrah.)

Reno:
(Sambil mengetik pelan)
Fix.
Fix.
Fix revisi.
Fix hati yang patah.
Fix hidup ini misteri.

 

Narator:
Dalam dunia skripsi, "fix" bukanlah akhir.
"Fix" adalah awal dari revisi yang tak berkesudahan.
Tapi ingatlah, wahai pejuang skripsi...
Setiap revisi mendekatkanmu...
...ke titik menyerah yang lebih tinggi.

 

No comments:

Post a Comment