Tuesday, November 9, 2021

HUBUNGAN TERLARANG

Di Sebuah Taman: Kisah Cinta Tragis Kocak Ricky dan Rina (Eh, Rinaldy!)

Di sebuah taman yang rindang, penuh suara burung dan anak-anak bermain kejar-kejaran, tampak dua sosok yang sedang duduk di bangku taman. Angin sore bertiup pelan, menyibak rambut mereka. Suasana itu mestinya romantis. Andai saja percakapan mereka juga romantis.

Tapi tidak.

Namanya Ricky dan Rina.

Dari jauh orang-orang bisa menebak itu pasangan kekasih. Ricky tampak serius menunduk. Rina menatapnya lekat-lekat dengan tatapan campuran penasaran, deg-degan, dan sedikit kesal.

“Sayank…” kata Ricky pelan tapi jelas.
“Iya sayank,” jawab Rina sambil tersenyum tipis.
“Aku mau kita putus.”

Jreeeeng!

Seperti ada musik horor mengalun di kepala Rina. Dia diam. Bibirnya bergetar. Matanya melebar.

“Kenapa? Kenapa kamu tega mau ninggalin aku sendiri? Di saat aku sudah sangat mencintaimu…”

Rina bergetar suaranya. Ricky menunduk makin dalam. Ia tahu adegan ini sulit. Adegan “putus” tidak pernah mudah.

“Maafin aku sayank. Memang inilah jalan terbaik buat kita.”

“Terbaik gimana? Semua sudah aku berikan buat kamu! Bahkan aku sudah terlanjur bilang ke orang tuaku kalau kita mau menikah! Masak aku mau bilang ke mereka: ‘Batal ya Mah, Ricky mau putus!’”

Rina terlihat emosi. Mukanya merah. Taman yang tadinya damai kini seolah jadi panggung drama kolosal. Anak-anak berhenti bermain. Penjual cilok menonton sambil memutar saus.

“Sekali lagi maafin aku…”

Ricky mencoba meredakan. Ia menghela napas panjang seperti pemain sinetron episode 1240.

“Aku mau alasan yang jelas. Kenapa kamu mau mutusin aku?” bentak Rina. Air mata mulai menetes.

Ricky diam. Ia tahu inilah saat pengakuan. Ia mendekat. Tangannya mengelus pipi Rina yang basah air mata. Lembut. Penuh kasih.

“Rina…” bisik Ricky.
“Apa?”
“Aku sadar... hubungan kita ini... dilarang agama.”

Rina kaget. Ia langsung mengelap air matanya.

“Dilarang gimana? Kita ini sama keyakinan!” seru Rina makin heran.

Penjual cilok menahan tawa. Suara jangkrik pun kedengaran.

Ricky menelan ludah. Ia berusaha menahan air mata. Drama ini benar-benar menegangkan.

“Iyeah aku tahu kita seagama... tapi...”
“Tapi apa? Jelasin!” bentak Rina.
“Tapi... sadarlah Rinaldy...”

Rina mendadak melongo. Penjual cilok menjatuhkan tusukannya. Anak-anak berlarian ketakutan.

“Kita ini COWOK dua-duanya!”

Sunyi.

Angin berhenti bertiup.

Daun-daun seakan malas bergerak.

Burung-burung mendadak speechless.

 

1. Penonton Sekitar Heboh

Beberapa orang yang tadinya nonton malah jadi cekikikan.

“Pantesan suaranya mirip,” kata seorang ibu-ibu sambil menahan tawa.
“Gue kira cewek beneran,” bisik seorang bocah pada temannya.
“Seriusan dia manggil Rinaldy ‘sayank’ selama ini?” komentar penjual cilok.

Rina—eh, Rinaldy—menghapus air matanya. Suaranya yang tadinya manja mendadak berubah garang.

“RICKY GUE TONJOK LU!”

Ricky langsung lari.

Rinaldy mengejar sambil menjinjing tas mini pinknya yang tadi dia bangga-banggain.

“BALIK SINI RICKY, JELASIN SAMPE TUNTAS!”
“AKU SUDAH JUJUR, TAPI KAMU NGAMUK!” teriak Ricky sambil terengah-engah.

Suara mereka memecah keheningan taman.

 

2. Kilas Balik Awal Bertemu

Mungkin kamu yang baca bertanya: Kok bisa sih sampai pacaran tapi nggak sadar sama-sama cowok?

Ya, semua berawal di medsos.

Ricky kenalan dengan akun bernama Rina Anggun. Foto profilnya? Cewek cantik, bibir tipis, jilbab rapi. Chatnya manja.

“Sayank onlen? Hehehe...”
“Iye sayank... kangen...”
“Aku juga... muah.”

Tiap malam Ricky senyum-senyum sambil chat. Kadang dia rakus kirim sticker hati.

Sampai akhirnya mereka janjian ketemu.

Hari pertama ketemu di kafe:

“Kok suara kamu agak berat ya?” tanya Ricky.
“Lagi pilek sayank...” jawab Rina (eh Rinaldy).
“Oke deh yang penting kita bisa bareng.”

Hari kedua:

“Sayank kok kumisan dikit?”
“Ah itu ketombe sayank...”

Hari ketiga:

“Sayank kok dada kamu rata?”
“Aku cewek yang nggak mau operasi plastik sayank.”

Ricky yang sudah bucin akut tak curiga. Yang penting dia merasa dicintai.

Sampai hari ini.

Hari pemutusan.

 

3. Kembali ke Taman

Ricky yang ngos-ngosan berhenti di bawah pohon mangga.

“Rinaldy tolong pahami... kita nggak bisa lanjut!”

Rinaldy—yang sudah mencopot wig-nya—meradang.

“GUE SUDAH BILANG KE ORANG TUA GUE KALO KITA NIKAH!”
“Orang tua lu tau nama gue?”
“Nggak. Gue bilang namanya Rikiya Angelina biar keren!”

Penjual cilok menahan tawa lagi. Bahkan sekarang dia buka diskon 50% karena dagangannya gagal serius.

 

4. Dialog Absurditas

“Lu sadar kan kita sama-sama cowok?”
“Gue sih sadar, tapi lu dulu yang jatuh cinta!”
“LU YANG NGE-CHAT ‘MUACH’ DULUAN!”
“GUE CUMA SOPAN SOSIALITA!”
“GUE MAU PUTUS!”
“GUE JUGA MAU PUTUS!”
“LO YANG PUTUS!”
“LO DULUAN!”

Mereka berantem. Saling dorong. Tapi pelan. Karena sama-sama capek.

Akhirnya mereka duduk lemas.

“Bro...” kata Ricky akhirnya.
“Apa Bro?” jawab Rinaldy sendu.
“Maafin gue...”
“Gue juga...”
“Kita kan cowok...”
“Iya bro...”

Mereka salaman. Tangis melo berujung damai.

Penjual cilok bertepuk tangan.

 

5. Ending Dramatis-Kocak

Seorang bapak satpam taman menghampiri.

“Maaf mas, boleh nggak dramanya dilanjutin besok? Ini udah mau tutup taman.”

Ricky dan Rinaldy saling pandang.

“Yuk bro pulang.”
“Yuk.”

Mereka jalan bareng. Tak lagi rangkul mesra. Tapi saling pukul pundak kaya sahabat.

“Gue traktir cilok ya bro.”
“Deal. Tapi sausnya dikit aja, pedes.”

Mereka tertawa.

Di belakang, penjual cilok menangis haru. Akhirnya jualannya laku juga.

 

6. Moral Cerita (Kalau Mau Serius Dikit)

  • Jangan gampang percaya profil palsu di medsos.
  • Kalau mau pacaran, pastikan dulu identitasnya jelas.
  • Komunikasi itu penting.
  • Kalau cowok sama cowok, ya harus sadar batasan sesuai norma.
  • Kalau putus, ya putus baik-baik. Jangan bikin drama kayak sinetron 999 episode.

 

7. Epilog: Chat Terakhir

Malamnya, di rumah masing-masing.

Ricky mengirim pesan:

“Bro...”
“Apa bro?”
“Makasih ya. Hari ini bikin gue sadar.”
“Sama bro. Gue juga.”
“Jangan panggil gue sayank lagi.”
“Siap bro!”

Mereka sama-sama online. Sama-sama tersenyum.

Cinta memang tak harus berakhir di pelaminan. Kadang cukup berakhir di taman dengan cilok diskon.

 

Sekian cerita lucu kali ini. Semoga menghibur! Jangan lupa kalau mau pacaran, kenalan baik-baik, verifikasi KTP, dan jangan gampang kena prank profil palsu.

 

Penutup (opsional untuk blog CERCU):

“Kalau kalian suka cerita ini, share ya! Kalau mau kirim cerita kocak lain, tulis di komentar. Salam cilok lovers!”

 

CUCU VS NENEK

Nenek : ''cu belajar napa, dari td main PS terus''
Cucu : ''alah... ngapain belajar2
segala''
Nenek : ''kamu gak malu tah? teman2 kamu dapat nilai 9,5 semua, kamu dapat nilai 3 sendiri''
Cucu : ''nenek jangan samain dengan teman aku donk, aku aja
gak pernah nyamain2 nenek''
Nenek : ''emang apa yg perlu di
samain?''
Cucu : ''itu teman nenek pada meninggal semua,
KENAPA NENEK
GAK MENINGGAL-MENINGGAL juga...?? ''
Nenek langsung kejang-kejang masuk UGD

MERASA HAMIL DILUAR NIKAH

Nur : "Ma Ayah kemana ya?"
Ibu : "Ada ke Makassar, emangnya ada apa Nur? (panggilan anak itu)"
Nur : "Aduh bu kayaknya saya sudah hamil di luar nikah"
Ibu : (dengan santai membalas)"Ah kamu ini ada-ada aja"
Nur : "benar bu suwer...lihat pakaiyan saya udah sempit sepertinya perut saya udah mulai besar"
Ibu : "Ah...kebanyakan makan kali kamu..."
Nur : " Benar loh bu... saya tadi muntah-munta bu"
Ibu : "Masuk angin barangkali Nur...Pergi makan sana, mama sudah masakin makanan kesukaanmu"
Nur : "Aduh bu ngak bisa makan, saya kepingin yang asam-asam"
Jengkel juga,!!!!
Ibunya langsung teriakin dia " Nurdin diam kamu!!!!! kamu itu BENCONG ngaku-ngaku HAMIL"
======================

Ilmu Bela Diri

Di sebuah bar seorang pemuda berbadan kecil sedang duduk santai.
Seorang preman lokal mendekati dan langsung menendangnya keras,
"Ciaaaat!!" Pemuda kecil jatuh tersungkur dari bangkunya.
Ketika dia bangun, si preman berkata dengan sombong, "Itu tadi taekwondo dari Korea."
Karena takut, pemuda itu tak menanggapi. Dia lalu kembali duduk ke bangkunya.
Namun tidak lama kemudian, preman tadi kembali mendekati dan membantingnya,
"Gubrakkk!" Pemuda kecil itu terjerembab. Saat dia bangun, preman berkata lagi, "Itu tadi judo dari Jepang."
Pemuda kecil itu tetap tidak menanggapi. Perlahan-lahan dia kembali duduk.
Tidak lama kemudian, si preman menonjoknya, "Buggg!"
Pemuda kecil kembali jatuh, lalu si preman berkata, "Itu tadi boxing dari Amerika".
Pemuda kecil menyadari mulutnya mengeluarkan darah. Lalu dia bangun dan tidak kembali ke
bangkunya. Perlahan-lahan dia keluar dari bar.
Tidak beberapa lama kemudian pemuda kecil itu masuk ke bar dan menghampiri si preman.
Tanpa berkata apa-apa lagi dia langsung memukul si preman, "Bletokkkk!" Si preman langsung jatuh
pingsan.
Pemuda kecil ingin memberi penjelasan, tapi si preman tidak juga siuman. Pemuda kecil menghampiri pemilik bar dan berkata,
"Pak, bila preman ini bangun tolong beritahu bahwa yang tadi itu adalah linggis dari gudang."

BELAJAR BAHASA CINA

Abis Imlek inilah yang alex pelajari tentang bahasa mandarin fun and pasti bisa dalam 5 menit…tentunya dari bebe! lol
Tidak izin : Lu lan chang
Tidak setia : Lu she rong
Badan gede : Lu king kong
Tidak sopan : Lu sin chan
Tidak tau diri : Lu xia lan
Yang norak : Wong kam fung
Yang jago : Wong fei hung
Yang suka bbm : Wong san thai
Yang suka ngerjain : Wong ie sheng
Yang banyak duit: Wong Zhu Gieh
Yang sedang baca tulisan ini: Wong xin thing? wakakakak
Yang nulis tulisan ini : Wong khe ren….

Ada 3 Binatang...

KAMBING. RUSA. BABI. Ketiga binatang di atas mau menyeberangi sebuah sungai, tapi di dalam sungai yang mau mereka lewati ada seekor buaya yang lagi lapar dan siap menerkam ketiga hewan itu. tapi ketiga hewan itu nekad menyebran juga. - Pertama kambing yang nyebrang. dan buaya nggak nunggu² lama² langsung di lahap itu kambing. - Kedua rusa yang nyebrang. sang buaya juga langsung makan itu rusa. - Ketiga dan terakhir babi yang nyeberang. Dengan agak sedikit takut, sampai di tengah² sungai buaya cuma melototin tu babi. Babi pun heran dan bertanya pada buaya. Babi : "KOK AKU NGGAK DIMAKAN...???"*¬(sambil natap sang buaya)* Buaya *(dengan sedikit tersenyum)* : “SORRY BRO GW MUSLIM...!!!“ *(jawab dengan nada sopan)*

KENTUT DALAM RAPAT GURU SEKOLAH

Ditengah suasana serius dlm rapat sekolah, tiba2 ada yg kentut. Inilah komentar setiap guru... _Guru Biologi: ini merupakan ciri2 makhluk hidup dlm melanjutkan hidupnya _Guru PKN: Inilah salah satu ciri khas bangsa kita. Suka menahan diri sampe akhirnya kebobolan sendiri... _Guru Fisika: Inilah iner power. Tenaga yg dipakai tdk terlalu besar,ttpi hasilnya luar biasa... _Guru seni: Bunyinya terletak di nada F _Guru bhs Indonesia: aromanya sulit diungkapkan lewat kata2... _Guru agama: Inilah salah satu yg membatalkan wudhu _Guru geografi: Posisi keberadaannya mengikuti arah angin... _Guru Kimia: H2S yg mengotori Atmosfer _Guru Ekonomi : Inilah prinsip utama utk hasil besar dari pengeluaran sekecil2nya _Guru matematika: Baunya tdk dapat di_kali tapi bisa di-bagi... _Guru Sosiologi: salah satu perilaku menyimpang pd sikap seseorang _Guru Sejarah: ini salah satu sebab terjadinya perang dalam sejarah dunia.... _Guru olahraga sepak bola : umpan silang pemain menuju depan gawang sehingga menghasilkan bunyi tendangan yg dahsyat.. KEPALA SEKOLAH : KURANG AJAAAAAARRRRR...... Rapat bubar.....!!!!

Monday, November 8, 2021

Hati-hati di WC Umum

Awal ceritanya aq lagi duduk n buang air besar (BAB-) di WC Umum disebuah Mall. Tiba2 dari WC sebelah ada orang yg bertanya : "halo apa kabar bro?". Sebenarnya sy engga biasa mengobrol di toilet, tapi akhirnya sy jawab juga : "kabar baik". Eh dia bertanya lagi : "lagi apa lo?". Wah pertanyaan sinting sy rasa. Gw jawab aja dengan agak kesal : "ya ngapain lagilah, sama pastinya ama yg kau kerjain sekarang !". Sambil berusaha keras mempercepat BAB sy, Eh dia nanya lagi : "sy boleh ga maen ketempat ta'? tapi kmw jangan kemana-mana yah!". Wah ini sih udah kelewatan, gw agak jengkel menjawab : "mau ngapain kmw ketempat qu!!??". Orang disebelah ngejawab : "sy cuma mau silaturahmi aja". Tapi karena kuatir terjadi apa2, sy coba mengakhiri pembicaraan yg mulai ngawur ini. Krn itu sy jawab lagi : "Engga lah. Sekarang sy masih sibuk !!". Tak lama, orang yg di Toilet sebelah sy ngomong lagi dengan irama yg agak kesal : "EHH... UDAH DULU YAH, NTAR SY TELPON LO LAGI.. !! DISEBELAH SY ADA ORANG SARAP YANG SELALU NGEJAWAB PERTANYAAN SY BUAT KMW !!".

warung

Gorengan Tahun 2003 — Humor di Pinggir Jalan

Suatu sore yang santai, di pinggir jalan yang ramai oleh lalu lintas kendaraan, berdirilah sebuah warung sederhana. Warung itu menjual aneka makanan ringan, terutama gorengan yang biasa jadi teman ngopi para pengendara yang singgah sejenak melepas lelah.

Tiba-tiba, datanglah seorang pemuda dengan motor bebek tua yang suaranya bisa didengar sejauh tiga tikungan. Dengan santai ia memarkir motornya dan melangkah ke warung.

Pemuda:
“Mbak, ini gorengannya berapaan mbak?”

Penjaga Warung (dengan senyum ramah):
“Oh murah kok mas, cuma dua ribu tiga.”

Pemuda itu terlihat mengernyit, seolah sedang berpikir keras, lalu tiba-tiba ia berseru:

Pemuda:
“Wah, pantesan murah. Semuanya udah basi ya mbak?”

Penjaga Warung (langsung pasang muka cemberut):
“Eh mas, hati-hati ya kalau ngomong. Ini gorengan masih anget kok! Dibilang basi segala.”

Pemuda (senyum jail):
“Lho, tadi mbak bilang 2003. Sekarang kan udah 2021. Berarti gorengannya udah basi dong, 18 tahun!”

Seketika, warung itu dipenuhi tawa para pengunjung lain yang ikut mendengar dialog lucu tersebut. Penjaga warung yang awalnya sempat sewot pun ikut tertawa geli.

Makna di Balik Canda
Meski hanya percakapan receh di warung gorengan, cerita ini menyimpan makna tentang bagaimana komunikasi dan selera humor bisa mencairkan suasana. Dalam kehidupan sehari-hari, hal-hal sepele seperti ini justru bisa jadi pemecah tawa dan membawa senyum di tengah kesibukan dan kepenatan.

Dan satu hal lagi, pastikan menyebut harga dengan jelas ya, jangan sampai dikira tahun produksi!.





JANDA PERAWAN

 


Seorang janda yang sudah tiga kali bercerai memeriksakan diri pada seorang dokter kandungan. Saat dokter hendak memeriksa terjadi percakapan.

Janda: Hati-hati periksanya ya dok, saya masih perawan lho!
Dokter: Lho? Katanya ibu sudah Menikah cerai tiga kali, mana bisa masih perawan?

Janda: Gini lho dok, mantan suami saya yang pertama ternyata  impoten, nggak bisa penetrasi
Dokter: Oh gitu, tapi suami ibu yang kedua gak impoten kan?

Janda: Betul dok, cuma dia gay, jadi saya gak diapa-apain sama dia.
Dokter: Lalu suami ibu yang ketiga gak impoten dan bukan gay kan?

Janda: Betul dok, tapi ternyata dia itu seorang 'Politisi'
Dokter: Lha, apa hubungannya dengan keperawanan ibu?
Janda: Dia cuma janji-janji melulu dok, gak pernah ada realisasinya!
Dokter:?!?!?

UANG SIAL

 

mami: papi, uang THR ta mana pi???
papi : kan uda saya kasih kemarin sore ama mami......
mami : ohh yang itu? trus kalau uang di amplop papi itu apa?
papi : yang mana?
mami : itu loh pi yang di dalam laci , terslip dalam bukunya papi, ada ,,,,,,,,,,,,dalam amplop!!!!!...
PAPI : ohh yang itu, papi udah tau, itu mah UANG sialan ..
MAMI : loh ko' uang sialan pi???
PAPI : yah jelas aja sialan, Uda disembunyikan masih aja ketahuan tempatnya......

sumber dari dari keluar sakinah mawaddah....

ANAK AKTIF BERTANYA: CERITA MALAM PENUH TANYA

ANAK AKTIF BERTANYA

Suatu ketika, ada seorang anak yg umur2 TK aktive sekali bertanya n mempunyai banyak sekali rasa ingin tahu tetang segala sesuatu...

suatu malam sang anak ini sedang belajar hingga pukul 11 malam.

sementara orang tuanya amat banggap pada anaknya yg begitu raji belajar sampai ibunya pun sudah sangat mengantuk tapi ank tersebut masih belajar, hingga ibunya pun duluan tidur krn sudah sangat ngantuk.

anak: mak!

mama: ya nak, ada apa?

anak    : mama uda bernah injak makassar blum?

mama   : iya nak, dulu waktu mama masih muda sy sering kemakassar jalan2

anak     : kalu jakarta uda pernah blum mama injak?

mama   : iya nak, sy jg penah kesana satu kali (jawab mama seraya menguak menahan rasa ngantuk)

anaak    : kalau bandung, surabaya, manado apa mama jg uda pernah injak smua?

mama    : (mama menjaw dengan nada meninggi) tidur mi uda larut malam ini.

anak     : (masih aja bertanya) dengan pertanyaan sama.

mama   : tidur mi nak, sudah SEMUA MI MAMA INJAK ITU. TINGGAL MULUTMU ITU YG BELU MAMA INJAK...


Abis Imlek, Alex Belajar Bahasa Mandarin dari Bebe... Tapi Kok Gini?


Imlek baru aja lewat, tapi efek perayaannya belum sepenuhnya hilang. Lampion masih menggantung di warung depan komplek, suara petasan masih membekas di telinga, dan kue keranjang masih numpuk di kulkas. Tapi dari semua itu, satu hal yang paling ngena buat Alex—pemuda yang biasa aja tapi selalu kena sial kalau lagi sok-sokan belajar hal baru—adalah… bahasa Mandarin.

Tapi tenang, ini bukan kelas Mandarin beneran. Ini adalah versi Bebe, sahabat Alex yang bisa dibilang lebih kreatif daripada Google Translate tapi juga lebih ngaco daripada ramalan zodiak abal-abal. Pokoknya, kalau ada award buat “guru paling absurd tapi menghibur,” Bebe juaranya.

Dan cerita lucu ini pun dimulai di sore hari setelah perayaan Imlek. Di bawah rindangnya pohon mangga depan rumah, Alex duduk sambil bawa buku catatan dan teh botol. Wajahnya serius banget. Iya, serius... soalnya dia mau belajar Bahasa Mandarin. Tapi bukan dari buku pelajaran, melainkan dari catatan tangan Bebe yang katanya bisa bikin pinter Mandarin dalam 5 menit.

 

Pelajaran Mandarin Versi Bebe

“Bro, ini pelajaran yang hanya diajarkan di universitas kehidupan, jadi harus siap mental ya,” kata Bebe sambil kasih kertas lipatan dua yang penuh tulisan tangan ala dokter.

Alex membuka kertasnya dan mulai membaca:

Tidak izin: Lu lan chang
Tidak setia: Lu she rong
Badan gede: Lu king kong
Tidak sopan: Lu sin chan
Tidak tahu diri: Lu xia lan
Yang norak: Wong kam fung
Yang jago: Wong fei hung
Yang suka BBM-an: Wong san thai
Yang suka ngerjain orang: Wong ie sheng
Yang banyak duit: Wong Zhu Gieh
Yang baca tulisan ini: Wong xin thing?
Yang nulis tulisan ini: Wong khe ren

Alex langsung ngakak.

“Bebeee!!! Ini bahasa Mandarin dari mana sih?!”

Bebe dengan gaya ala dosen menjawab, “Ini dari aliran kuno, Bro. Bahasa Mandarin edisi 'kebanyakan nonton sinetron dan main medsos.' Dijamin fun and pasti bisa dalam 5 menit!”

 

Ketawa Tapi Dapat Pelajaran

Anehnya, walaupun ngaco, pelajaran versi Bebe ini bikin Alex jadi semangat. Setidaknya ada hiburan setelah kerjaan seminggu yang padat. Dan kalau dipikir-pikir, memang ya... banyak hal yang bisa dipelajari dari cara-cara lucu begini.

Misalnya:

·         Lu lan chang: Cocok banget buat temen yang suka pergi-pergi tapi nggak bilang.

·         Lu she rong: Buat mantan yang ghosting dan tiba-tiba muncul pas gajian.

·         Lu king kong: Temen yang tiap nongkrong pesennya dua porsi sendiri.

·         Lu sin chan: Anak kecil yang suka julid di grup keluarga.

·         Wong fei hung: Idola sejuta umat pas zaman film mandarin sore hari di TV nasional.

·         Wong xin thing: Itu kamu. Iya, kamu yang lagi baca ini sambil senyum-senyum sendiri.

 

Obrolan Ngaco yang Bikin Bahagia

Setelah baca semua, Alex dan Bebe nggak berhenti ketawa. Ternyata bikin plesetan kayak gini bisa jadi hiburan yang luar biasa. Dan seperti biasa, karena sifatnya yang kompetitif (tapi nggak penting), Bebe nambahin:

Yang jarang mandi: Wong chao pek
Yang selalu telat: Wong so lo
Yang hobinya tidur: Wong cing leep
Yang suka ngegosip: Wong ci ci ca
Yang jomblo lama: Wong tung gal

Alex langsung bales:

Yang suka ngutang tapi lupa bayar: Lu pi yay
Yang suka nyindir di status: Wong pas sif
Yang tiap buka HP cuma buat stalking mantan: Wong gal ow eh

Dan begitulah, sore itu berubah jadi ajang lomba plesetan Mandarin. Gak penting, gak ilmiah, gak ada ujian—tapi bikin bahagia dan ngakak sepanjang sore.

 

Pelajaran di Balik Kekonyolan

Lucu-lucuan kayak gini emang kelihatannya remeh. Tapi kadang, dari hal remeh lah kita dapat momen terbaik. Apalagi di zaman sekarang, di mana semua orang sibuk kerja, sibuk ngejar target, sibuk update konten, kadang kita lupa untuk ketawa lepas tanpa mikirin algoritma.

Bahasa, termasuk bahasa asing kayak Mandarin, bisa terasa berat kalau cuma dihafal dari buku. Tapi kalau diselipin humor, plesetan, dan lelucon kayak gini? Otak kita jadi lebih rileks, lebih gampang nerima.

Oke, memang “Lu king kong” bukan kosakata asli Mandarin. Tapi siapa peduli? Yang penting kita ketawa, dan dari situ kita mulai penasaran: “Eh, beneran nggak sih kata aslinya gimana?” Nah, rasa ingin tahu itu bisa jadi awal belajar yang lebih dalam.

 

Ditutup dengan Canda, Dibuka dengan Tawa

Sore makin senja. Alex dan Bebe duduk sambil minum teh dan makan kue keranjang sisa Imlek. Gelak tawa mereka masih terdengar sampai tetangga depan rumah ikutan senyum.

“Eh, kamu tau gak?” kata Alex sambil ngunyah, “Kayaknya Wong Zhu Gieh itu sodaranya Bebe deh, soalnya duitnya banyak banget tiap traktir.”

Bebe ketawa, “Kalau gue sih lebih suka jadi Wong ie sheng—yang suka ngerjain tapi tetap disayang. Wkwkwk.”

Akhirnya, mereka sepakat:

“Hidup terlalu singkat untuk terlalu serius. Sekali-sekali, belajarlah dari plesetan, dan tertawalah dengan hati.”

 

Ada yang Mau Nambahin?

Nah, kamu yang udah sampai akhir tulisan ini, kira-kira kamu termasuk yang mana?

·         Wong fei hung: Jago di segala bidang?

·         Wong kam fung: Norak tapi percaya diri?

·         Wong xin thing: Yang senyum-senyum sendiri baca ini?

·         Atau... Wong khe ren: Si penulis yang doyan ngarang?

Kalau kamu punya plesetan Mandarin versi kamu sendiri, tulis aja! Siapa tahu nanti masuk kamus edisi Bebe Vol. 2!

Wakakak... Salam damai dari Wong Ceng Li—yang hobinya bikin ketawa, bukan bikin drama!

 

Kesalahan yang Menjadi Kebiasaan


Drama Kantor Sehari-hari: Kejutan Kecil dari Tono

Tokoh-tokoh:

  1. Pak Budi - Bos yang sering bingung, tetapi baik hati.
  2. Rina - Sekretaris yang cerdas, tetapi terkadang suka lupa.
  3. Tono - Pegawai baru yang selalu ingin mencoba hal baru, tetapi sering salah.
  4. Dina - Rekan kerja yang selalu sibuk dan agak sarkastis.

Setting: Ruang kantor dengan meja, kursi, komputer, dan telepon.

Adegan 1: Di ruang kantor, Rina sedang sibuk mengetik sesuatu di komputer. Pak Budi masuk dengan tampang bingung, mencari sesuatu di kantong celananya.

Pak Budi: (berbisik pada diri sendiri) "Mana kunci kantor, ya? Tadi kayaknya di sini deh."

Rina: (melihat Pak Budi) "Pak Budi, ada yang bisa saya bantu?"

Pak Budi: "Rina, kamu lihat kunci kantor nggak? Tadi kayaknya di saku saya."

Rina: (berpikir) "Hmm, coba Bapak cek di meja kerja Bapak."

Pak Budi: "Oh, iya, benar juga. Mungkin ketinggalan di sana." (keluar dari ruangan dengan panik)

Tono: (masuk dengan tawa) "Pak Budi selalu begitu ya, suka lupa sendiri."

Rina: "Ya, namanya juga Pak Budi. By the way, Ton, kamu udah beres kerjaan hari ini?"

Tono: "Ehm, hampir. Tapi... aku tadi nggak sengaja menghapus file penting."

Rina: (terkejut) "Apa? File yang mana?"

Tono: "Yang... laporan bulanan itu."

Rina: (mengerang) "Aduh, Tono! File itu penting banget! Kamu udah lapor ke Pak Budi belum?"

Tono: "Belum. Aku takut dimarahi."

Rina: "Ya ampun, yaudah coba kamu cari cara buat ngembalikan file-nya. Cepat sebelum Pak Budi tahu!"

Adegan 2: Dina masuk sambil membawa banyak berkas. Dia terlihat sibuk dan terburu-buru.

Dina: "Rina, kamu lihat berkas yang aku minta tadi pagi?"

Rina: "Ehm... tunggu sebentar." (mencari berkas di tumpukan kertas)

Dina: (sambil melirik ke arah Tono) "Tono, kok kamu kayaknya pucat? Ada apa?"

Tono: "Aduh, Mbak Dina, aku tadi nggak sengaja hapus file laporan bulanan."

Dina: (tertawa sarkastis) "Hapus? Ya ampun, Tono. Kamu memang selalu bikin kejutan, ya. Udah tahu belum kalau Pak Budi itu bisa berubah jadi Hulk kalau tahu hal begini?"

Tono: "Hah? Hulk? Ya ampun, gimana nih?"

Dina: "Tenang, tenang. Bercanda kok. Tapi serius, coba minta tolong bagian IT. Siapa tahu bisa diselamatkan."

Adegan 3: Pak Budi kembali ke ruangan dengan wajah lega, memegang kunci kantor.

Pak Budi: "Aha! Ketemu juga kuncinya! Eh, kalian kenapa? Kok pada tegang?"

Rina: (terkekeh) "Nggak kok, Pak. Cuma Tono tadi habis ngasih kejutan kecil."

Tono: "Iya, Pak, kejutan. Hehehe..."

Pak Budi: "Hah? Kejutan apa?"

Dina: (sambil tersenyum) "Nggak ada yang serius kok, Pak. Cuma dia lagi belajar supaya nggak bikin kesalahan lagi."

Pak Budi: "Bagus, bagus. Asal belajarnya benar, jangan sampai jadi kebiasaan aja, ya!"

Tono: "Siap, Pak! Saya janji!"

Pak Budi: "Nah, sekarang ayo kerja lagi! Besok kan ada rapat besar. Jangan sampai ada kejutan lagi, ya!"

Semua: (bersamaan) "Siap, Pak!"

Penutup: Semua kembali ke meja kerja masing-masing. Tono terlihat sedikit tegang tapi tersenyum lega.

===============================

 

 Drama Kantor Sehari-hari: Kejutan Kecil dari Tono

Pagi itu, suasana di kantor masih cukup tenang. Suara keyboard mengetik dan deru kipas angin dari AC tua menjadi latar belakang rutin. Rina, sang sekretaris yang cerdas tapi agak pelupa, sedang fokus mengetik laporan di komputernya. Seperti biasa, kacamata duduk manis di ujung hidungnya, dan secangkir kopi sudah separuh habis di samping monitor.

Tiba-tiba pintu terbuka pelan. Pak Budi, bos besar yang dikenal baik hati tapi sering kali kebingungan, masuk dengan langkah ragu. Wajahnya seperti sedang mencari sesuatu—dan memang benar.

“Mana kunci kantor, ya?” bisiknya pada diri sendiri sambil merogoh kantong celana depan, lalu belakang, lalu depan lagi. “Tadi kayaknya di sini deh.”

Rina mengangkat kepala, menoleh. “Pak Budi, ada yang bisa saya bantu?”

Pak Budi menatap Rina dengan wajah penuh harap. “Rina, kamu lihat kunci kantor nggak? Tadi kayaknya di saku saya, tapi sekarang hilang.”

Rina berpikir sejenak, lalu berkata, “Coba Bapak cek di meja kerja Bapak. Siapa tahu ketinggalan di sana.”

Mata Pak Budi langsung membesar seolah baru dapat pencerahan. “Oh iya, benar juga! Mungkin ketinggalan di sana.” Dan tanpa basa-basi, ia keluar dari ruangan dengan langkah panik.

Tak lama kemudian, muncullah Tono, pegawai baru yang penuh semangat dan rasa penasaran. Sayangnya, semangatnya itu sering kali justru berujung pada kekacauan kecil.

“Pak Budi selalu begitu ya, suka lupa sendiri,” katanya sambil tertawa, menurunkan tas dari bahu.

Rina mengangkat alis dan tersenyum kecil. “Ya, namanya juga Pak Budi. Tapi hatinya baik, kok. By the way, Ton, kamu udah beres kerjaan hari ini?”

Tono menggaruk-garuk kepala, terlihat ragu. “Ehm... hampir. Tapi... aku tadi nggak sengaja menghapus file penting.”

Rina langsung berhenti mengetik. “Apa? File yang mana?”

“Yang... laporan bulanan itu,” jawab Tono dengan suara nyaris seperti bisikan.

Rina memutar mata. “Aduh, Tono! File itu penting banget! Kamu udah lapor ke Pak Budi belum?”

Tono menggeleng cepat. “Belum. Aku takut dimarahi.”

Rina menarik napas dalam. “Ya ampun. Yaudah, coba kamu cari cara buat ngembaliin file-nya. Mungkin bisa recovery. Cepetan sebelum Pak Budi tahu!”

Belum selesai suasana cemas itu reda, Dina masuk ke ruangan. Dina ini rekan kerja mereka yang selalu tampak sibuk—lengkap dengan berkas bertumpuk di pelukannya dan gaya bicara yang kadang sarkastis.

“Rina, kamu lihat berkas yang aku minta tadi pagi?” tanyanya tanpa basa-basi.

Rina langsung membuka tumpukan kertas di mejanya. “Ehm... tunggu sebentar ya.”

Dina melirik ke arah Tono yang terlihat seperti anak ayam kehilangan induk.

“Tono, kok kamu kayaknya pucat? Ada apa?”

Tono terlihat makin panik. “Aduh, Mbak Dina, aku tadi nggak sengaja hapus file laporan bulanan.”

Dina tertawa kecil, gaya khasnya. “Hapus? Ya ampun, Tono. Kamu memang selalu bikin kejutan, ya. Udah tahu belum kalau Pak Budi itu bisa berubah jadi Hulk kalau tahu hal begini?”

“Hah? Hulk?” Tono makin panik. “Ya ampun, gimana nih?”

Dina menepuk pundaknya. “Tenang, tenang. Bercanda kok. Tapi serius, coba minta tolong bagian IT. Siapa tahu bisa diselamatkan. Biasanya sih ada backup-nya.”

Saran Dina itu langsung membuat Tono seperti mendapatkan secercah cahaya di tengah badai. “Iya, iya, aku ke IT sekarang!” Dan ia langsung melesat keluar.

Beberapa menit kemudian, pintu terbuka kembali. Pak Budi muncul lagi dengan wajah sumringah sambil mengacung-acungkan kunci kantor.

“Aha! Ketemu juga kuncinya!” serunya penuh kemenangan. “Eh, kalian kenapa? Kok pada tegang?”

Rina terkekeh. “Nggak kok, Pak. Cuma Tono tadi habis ngasih kejutan kecil.”

Tono baru saja kembali dari bagian IT, dengan wajah agak lega meski masih cemas. “Iya, Pak. Kejutan. Hehehe...”

Pak Budi mengerutkan dahi. “Hah? Kejutan apa?”

Dina langsung sigap menengahi. “Nggak ada yang serius kok, Pak. Cuma dia lagi belajar supaya nggak bikin kesalahan lagi.”

Pak Budi menepuk bahu Tono. “Bagus, bagus. Asal belajarnya benar, jangan sampai jadi kebiasaan aja, ya!”

“Siap, Pak! Saya janji!”

Pak Budi tersenyum puas. “Nah, sekarang ayo kerja lagi! Besok kan ada rapat besar. Jangan sampai ada kejutan lagi, ya!”

“Siap, Pak!” jawab mereka serempak, seperti anak-anak sekolah menjawab gurunya.

Semua pun kembali ke tempat masing-masing. Rina kembali ke keyboardnya, Dina ke tumpukan berkasnya, dan Tono duduk di depan komputernya sambil bernapas lega.

Pelajaran dari Sebuah Kejutan

Kisah sehari-hari di kantor ini mungkin terdengar sederhana, tapi sesungguhnya menyimpan banyak pelajaran. Pertama, tidak ada yang sempurna di kantor ini. Bahkan Pak Budi, sang bos, bisa lupa tempat naruh kunci. Rina, meski cerdas, kadang suka lupa taruh berkas. Dina, yang kelihatan paling sibuk dan galak, ternyata punya sisi peduli yang cukup besar. Dan Tono? Ya, dia mewakili kita semua di hari pertama kerja: semangat tinggi, tapi kadang malah bikin masalah.

Yang penting adalah bagaimana mereka semua menanggapi kesalahan itu. Nggak ada yang marah berlebihan. Nggak ada yang saling menyalahkan. Yang ada justru saling mengingatkan, membantu, bahkan bercanda agar suasana tetap cair.

Bekerja di kantor bukan cuma soal menyelesaikan tugas. Tapi juga soal membangun hubungan, memahami karakter masing-masing, dan tentu saja... menghadapi kejutan yang bisa datang kapan saja.

Di balik meja-meja, kursi-kursi, komputer yang selalu menyala, dan telepon yang kadang berbunyi tiba-tiba, selalu ada cerita unik yang tak tertulis dalam SOP kantor mana pun. Seperti hari itu, ketika satu file hilang nyaris membuat kantor panik, tapi juga menjadi momen keakraban antar-rekan kerja.

Tono kini tahu bahwa menghapus file penting itu bukan akhir dunia. Selama masih ada niat memperbaiki, masih ada harapan. Dan dia juga belajar, kalau Dina yang kelihatan galak itu, ternyata bisa juga jadi penolong. Rina? Ia belajar untuk lebih rapi lagi menaruh berkas. Sementara Pak Budi? Yah, semoga habis ini beliau mulai memakai gantungan kunci supaya nggak panik tiap pagi.

Akhirnya, semua kembali seperti biasa. Tapi hari itu tetap akan diingat sebagai “Hari Kejutan Tono”. Sebuah kisah yang nantinya mungkin akan diceritakan ke pegawai baru lainnya: “Dulu ada satu anak baru, namanya Tono...”

Dan cerita pun terus berlanjut, seperti hidup yang tak pernah kehabisan drama kecil.

TAMAT