Kisah Pagar Rumah yang Tiba-tiba Jadi Tempat Curhat Orang Asing
Adegan 1: Pagar Rumah yang Tenang Di sebuah kompleks
perumahan, pagar rumah milik Pak Jono dikenal biasa-biasa saja. Tidak ada
yang istimewa, hanya pagar besi hitam dengan sedikit karat di sana-sini.
Namun, hari itu, sesuatu yang aneh mulai terjadi. Pak Jono: (duduk di teras sambil menyeruput kopi) Ah,
pagi yang damai. Pagar juga kelihatan tenang, seperti biasa. Tiba-tiba, seorang pemuda dengan wajah lesu berdiri di depan pagar. Pemuda: (berbicara ke pagar) Kenapa sih, hidup ini susah
banget? Aku udah kerja keras, tapi tetap aja dia nggak mau balikan. Pak Jono: (melongo) Hah? Anak muda, kamu ngomong sama
siapa? Pemuda: (kaget) Oh, maaf, Pak. Saya lagi curhat sama
pagar ini. Kelihatannya kok bijak, ya. Pak Jono: (menggaruk kepala) Pagar saya bijak? Baru tahu
saya. Adegan 2: Fenomena Pagar Curhat Keesokan harinya, Pak
Jono kembali mendapati pemandangan aneh. Kali ini, seorang ibu-ibu datang
membawa kantong belanjaan, lalu berhenti di depan pagar. Ibu-Ibu: (berbisik ke pagar) Suami saya tuh ya, Pak
Pagar, nggak pernah ngerti perasaan saya. Udah masakin tiap hari, masih aja
ngomel soal nasi dingin. Pak Jono: (muncul dari balik pintu) Bu, ini pagar, bukan
konselor pernikahan. Ibu-Ibu: (tersenyum malu) Maaf, Pak Jono. Tapi pagar ini
kayaknya cocok diajak ngobrol. Ada aura menenangkan gitu. Pak Jono: (berbisik sendiri) Apa jangan-jangan pagar ini
keramat? Adegan 3: Pagar Jadi Viral Dalam waktu seminggu, kabar
tentang “pagar curhat” menyebar ke seluruh komplek. Setiap hari, ada saja
orang yang mampir untuk mengutarakan isi hati mereka. Dari masalah cinta,
keuangan, hingga perselisihan tetangga, semuanya tumpah di depan pagar. Pak Jono: (menggeleng) Ini gimana ceritanya pagar saya
jadi terkenal begini? Saya aja jarang curhat ke dia. Suatu pagi, Pak RT datang dengan membawa papan besar bertuliskan: “Zona Curhat,
Jangan Lupa Donasi” dan menempelkannya di pagar. Pak RT: Pak Jono, kita manfaatkan aja momentum ini. Hasil
donasi bisa buat renovasi jalan komplek. Pak Jono: (bingung) Tapi ini pagar saya, Pak RT! Pak RT: Justru itu, Pak Jono. Pagar Anda adalah pahlawan
kita! Adegan 4: Ending yang Mengocok Perut Pada suatu malam,
Pak Jono merasa penasaran. Ia keluar rumah dan berdiri di depan pagarnya
sendiri. Pak Jono: (berbisik) Pagar, kenapa sih semua orang suka
curhat ke kamu? Aku ini pemilikmu, tapi aku nggak ngerti kenapa kamu spesial. Tiba-tiba, angin bertiup kencang, dan daun kering beterbangan. Seolah
menjawab, pagar berderit pelan. Pak Jono: (ketakutan) Astaga, jangan-jangan pagar ini
beneran keramat! Tiba-tiba, seorang anak kecil lewat sambil membawa kipas angin portable
yang diarahkan ke pagar. Anak Kecil: Pak, ini cuma efek angin. Jangan kebanyakan
nonton film horor ya. Pak Jono: (tertawa kecut) Jadi selama ini… cuma
kebetulan? Anak Kecil: Iya, Pak. Tapi tenang aja, pagarnya tetap
keren kok. Orang-orang cuma butuh tempat didengar. Penutup: Kadang, benda sederhana seperti pagar bisa jadi
saksi cerita hidup banyak orang. Dan meskipun sebenarnya biasa saja, ia
mengingatkan kita bahwa semua orang butuh tempat untuk berbagi — meski hanya
kepada pagar rumah tetangga! |
Sunday, December 29, 2024
Kisah Pagar Rumah yang Tiba-tiba Jadi Tempat Curhat Orang Asing
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment