Skip to main content

Kenapa Ayam Selalu Menyebrang Jalan? Jawaban Anak Kost

 

 

Kenapa Ayam Selalu Menyebrang Jalan? Jawaban Anak Kost


[Adegan 1: Ruang Santai Anak Kost] Seorang anak kost bernama Budi sedang duduk santai di ruang tamu kecil kostnya sambil makan mie instan. Temannya, Tono, masuk membawa buku tebal dan wajah penasaran.

Tono: Bud, gue nemu pertanyaan yang bikin kepala gue muter-muter nih.

Budi: (menyesap kuah) Apaan? Kalo soal kehidupan, jawabannya ya makan dulu. Baru mikir.

Tono: Kenapa ayam selalu menyebrang jalan?

Budi: (mengunyah pelan) Hmm... itu pertanyaan serius?

Tono: Serius banget, Bud. Dari kecil gue denger itu pertanyaan, nggak pernah tahu jawabannya!

Budi: (tersenyum licik) Tergantung, Ton. Ini ayam siapa dulu?


[Adegan 2: Diskusi Filsafat Anak Kost] Tono duduk sambil membuka bukunya, sementara Budi memandang jauh ke arah dapur yang kosong.

Tono: Kalau menurut Aristoteles, ayam menyebrang jalan untuk mencapai tujuan tertentu. Tapi, tujuan apa? Itu yang nggak gue ngerti.

Budi: (tertawa kecil) Tujuan? Kalau ayam kost, tujuan dia nyebrang jelas: dapur tetangga. Ada nasi sisa sama minyak goreng bekas.

Tono: (bingung) Ayam kok mirip sama kita, Bud?

Budi: Ya iyalah! Lo pikir kita makan mewah tiap hari? Kalo gue jadi ayam, gue juga nyebrang cari remah-remah harapan di dunia yang keras ini.


[Adegan 3: Eksperimen di Jalan] Keduanya membawa bangku kecil dan duduk di tepi jalan sambil mengamati ayam-ayam liar.

Tono: Lihat, tuh ayam mau nyebrang! Menurut lo, dia mau ke mana?

Budi: (sambil menunjuk warung pecel lele di seberang) Itu dia mau daftar jadi menu hari ini.

Tono: (tertawa) Jahat banget, Bud. Tapi ya, mungkin aja dia mau cari pencerahan hidup.

Seekor ayam benar-benar menyebrang jalan dan hampir tertabrak motor.

Budi: (panik) Tuh, kan! Dia bukan cari pencerahan, tapi cari mati! Ayam zaman sekarang makin nekat, nggak tahu bahaya.


[Adegan 4: Kesimpulan Bijak Anak Kost] Mereka kembali ke kost sambil tertawa. Budi membuat teh, sementara Tono terlihat berpikir mendalam.

Tono: Jadi kesimpulannya apa, Bud? Kenapa ayam nyebrang jalan?

Budi: (duduk santai) Kesimpulannya, ayam nyebrang jalan karena dia bosan di tempat yang sama. Sama kayak anak kost yang kabur dari masalah: nyari sesuatu yang baru, walaupun belum tentu bener.

Tono: (tertawa) Lo ngomong kayak bijak banget, padahal alasan utama lo pindah kost itu warteg depan kost lama tutup.

Budi: (menyesap teh) Ya, hidup itu soal bertahan, Ton. Kita kayak ayam aja, terus cari jalan meski bahaya. Yang penting, nggak lupa pulang.


Pesan moral: Ayam yang nyebrang jalan dan anak kost punya banyak kesamaan. Keduanya cuma berjuang menghadapi kerasnya kehidupan, walau kadang alasannya simpel: nyari makan.

 

Comments

Popular posts from this blog

Panik di ATM

  "Panik di ATM" Setting: Sebuah ruangan ATM kecil di pinggir jalan. Pak Diran , pria paruh baya yang gagap teknologi, masuk ke dalam ATM dengan penuh percaya diri. Ia mengeluarkan kartu ATM dari dompetnya, bersiap untuk tarik tunai. Adegan 1: Transaksi Dimulai ( Pak Diran memasukkan kartu ATM ke mesin dan mulai menekan tombol dengan serius. ) Pak Diran: (mumbling sambil baca layar) "Pilih bahasa… Indonesia, jelas lah! Masukkan PIN… Oke, 1-2-3-4…" (melirik ke belakang dengan curiga, takut ada yang ngintip) ( Setelah memasukkan PIN, ia memilih jumlah uang yang ingin ditarik. ) Pak Diran: "Satu juta? Wah, kayaknya kebanyakan… Lima ratus ribu aja deh… Eh, tapi cukup nggak ya buat seminggu?" (mikir lama banget, sampai orang di belakang mulai gelisah) Orang di Belakang: (batuk pura-pura, kode biar cepet) "Ehem." Pak Diran: (panik sendiri) "Iya, iya, sebentar!" (akhirnya neken tombol ‘Tarik 500.000’) Adegan 2: Kartu Hilang?! ( Mesin be...

Apakah Burung Merpati Adalah Robot Mata-Mata

  "Apakah Burung Merpati Adalah Robot Mata-Mata?" Setting: Sebuah warung kopi sederhana di pinggir jalan. Ujang dan Dodi , dua sahabat yang hobi teori konspirasi, sedang ngobrol serius sambil menyeruput kopi. Adegan 1: Teori Konspirasi Dimulai ( Ujang menatap burung merpati yang bertengger di atas kabel listrik. ) Ujang: (berbisik) "Dodi, lo sadar nggak? Itu burung merpati udah dari tadi di situ, nggak gerak-gerak." Dodi: (melirik santai, lalu ngunyah gorengan) "Terus kenapa?" Ujang: (mendekat, bisik-bisik dramatis) "Gue yakin, itu bukan burung biasa. Itu… robot mata-mata!" Dodi: (ketawa sambil hampir keselek gorengan) "Hah?! Lo becanda kan?" Ujang: (serius) "Serius! Lo pikir aja, pernah nggak lo liat anak burung merpati?" Dodi: (mikir keras, lalu kaget) "Eh, iya juga ya… Merpati mah tiba-tiba gede gitu aja!" Ujang: (mengangguk yakin) "Nah! Itu karena mereka bukan lahir dari telur… tapi pabrik! Me...

"Konspirasi Konyol: Kenapa Orang Tua Selalu Bisa Menemukan Barang yang Kita Hilangkan?

  "Konspirasi Konyol: Kenapa Orang Tua Selalu Bisa Menemukan Barang yang Kita Hilangkan?" Setting: Kamar seorang pemuda berantakan. Doni , mahasiswa malas, sedang mencari kunci motornya yang hilang. Ibunya, Bu Sri , berdiri di pintu dengan ekspresi tenang. Adegan 1: Barang Hilang, Panik Melanda ( Doni mengobrak-abrik seluruh kamar, celingak-celinguk ke bawah kasur, lemari, bahkan di dalam kulkas. ) Doni: (panik) "Astaga, kunci motor gue ke mana sih?! Udah gue cari di mana-mana!" Bu Sri: (sambil melipat tangan) "Udah dicari beneran belum? Jangan-jangan matanya aja yang nggak dipake." Doni: (kesal) "Iya, udah! Masa gue harus punya mata elang buat nemuin ini kunci?!" Bu Sri: (santai) "Sini, Ibu cariin." Adegan 2: Fenomena Orang Tua Detektor ( Bu Sri masuk ke kamar, membuka laci meja dengan tenang, lalu… mengambil kunci motor yang ada di sana. ) Bu Sri: (senyum kalem, sambil menunjukkan kunci) "Nih, ada di sini." ( Doni ...