"Apakah Burung Merpati Adalah Robot Mata-Mata?"
Setting:
Sebuah warung kopi sederhana di pinggir jalan. Ujang dan Dodi, dua sahabat yang hobi teori konspirasi, sedang ngobrol serius sambil menyeruput kopi.
Adegan 1: Teori Konspirasi Dimulai
(Ujang menatap burung merpati yang bertengger di atas kabel listrik.)
Ujang: (berbisik) "Dodi, lo sadar nggak? Itu burung merpati udah dari tadi di situ, nggak gerak-gerak."
Dodi: (melirik santai, lalu ngunyah gorengan) "Terus kenapa?"
Ujang: (mendekat, bisik-bisik dramatis) "Gue yakin, itu bukan burung biasa. Itu… robot mata-mata!"
Dodi: (ketawa sambil hampir keselek gorengan) "Hah?! Lo becanda kan?"
Ujang: (serius) "Serius! Lo pikir aja, pernah nggak lo liat anak burung merpati?"
Dodi: (mikir keras, lalu kaget) "Eh, iya juga ya… Merpati mah tiba-tiba gede gitu aja!"
Ujang: (mengangguk yakin) "Nah! Itu karena mereka bukan lahir dari telur… tapi pabrik! Mereka diprogram untuk mengawasi kita!"
Adegan 2: Bukti-bukti Mencurigakan
(Dodi mulai tertarik dan melihat burung merpati itu dengan penuh curiga.)
Dodi: "Tapi kalau mereka robot, kenapa bisa terbang?"
Ujang: (sok pinter) "Karena mereka pakai teknologi drone canggih! NASA sama CIA pasti kerja sama buat bikin burung ini."
Dodi: (melongo) "Waduh, serem juga ya… Terus kenapa mereka sering nongkrong di kabel listrik?"
Ujang: (bersemangat) "Nah! Itu tempat ngecas mereka! Lo pikir kenapa burung nggak pernah kesetrum pas bertengger di kabel? Karena mereka nyedot listrik buat ngisi daya!"
Dodi: (matanya membesar) "Astaga… Masuk akal juga! Trus kenapa mereka sering buang kotoran sembarangan?"
Ujang: (bisik-bisik lagi) "Itu bukan kotoran, Dod… Itu chip kecil buat menyebarkan virus biar kita gampang dipantau!"
Dodi: (panik, langsung ngelap celananya) "Ya ampun! Tadi celana gue kena pup merpati! Berarti gue udah di-hack!?"
Ujang: (mengangguk serius) "Bisa jadi… HP lo pasti juga udah kena sadap!"
Dodi: (panik, langsung matiin HP-nya dan lempar jauh-jauh) "Mending gue balik ke Nokia jadul aja! Biar aman!"
Adegan 3: Eksperimen Lapangan
(Dodi makin penasaran dan mengusulkan eksperimen.)
Dodi: "Eh, kalau beneran robot, harusnya bisa kita uji kan?"
Ujang: "Gimana caranya?"
Dodi: (mengeluarkan magnet kecil dari saku) "Kalau mereka beneran robot, pasti ada besinya!"
(Mereka perlahan mendekati burung merpati yang bertengger di kabel. Dodi mengayunkan magnetnya pelan-pelan… tapi tiba-tiba burungnya terbang dan… PLUK! meninggalkan "hadiah" di kepala Ujang.)
Ujang: (terdiam, lalu memegang kepalanya pelan-pelan) "Dod… tolong bilang ke gue… ini oli mesin, bukan pup…"
Dodi: (tertawa ngakak) "Hahaha! Fix, jang! Itu bukan robot! Itu burung asli!"
Ujang: (meratap) "Berarti teori gue salah?"
Dodi: (menenangkan Ujang) "Bukan salah, Jang… Tapi mungkin mereka udah upgrade teknologi ke tingkat lebih tinggi, pake sistem pertahanan biologis!"
Ujang: (langsung semangat lagi) "Wah, iya! Ini pasti taktik pengalihan biar kita nggak curiga! Gue harus riset lebih dalam!"
Adegan 4: Kesimpulan Absurd
(Ujang dan Dodi kembali ke warung kopi, masih membahas teori konspirasi mereka.)
Dodi: (sambil menyeruput kopi) "Jadi, kesimpulannya?"
Ujang: (mikir keras, lalu mengangguk yakin) "Gue rasa burung merpati memang robot mata-mata… Tapi mereka udah berkembang jadi model yang lebih canggih, pake teknologi organik!"
Dodi: (mengangguk dramatis) "Iya… Dan mungkin… semua burung di dunia ini sebenernya agen rahasia!"
Ujang: (mendadak curiga, melirik ke ayam goreng di piringnya) "Eh, Dod… Kalau burung merpati robot… Ayam ini gimana?"
Dodi: (mikir sebentar, lalu panik) "Jangan-jangan… ayam goreng ini drone yang gagal produksi?!?"
(Keduanya langsung menatap ayam goreng dengan penuh ketakutan.)