🎠“MISI
RAHASIA: MEMBUKA BUNGKUS PERMEN DI MALAM HARI TANPA KETAHUAN”
Karakter:
·
Rian
– Tokoh utama, ingin makan permen diam-diam tengah malam. Jiwanya setengah
ninja, setengah lapar.
·
Ibu
– Sosok yang punya pendengaran ultra-sensitif dan radar anti-gula di malam
hari.
·
Narator
– Suara latar dramatis, bergaya film aksi/mata-mata.
·
Kucing
(opsional) – Jadi pengalih perhatian atau ikut bikin misi
kacau.
[Adegan 1 – Tengah Malam, Rumah Hening]
(Lampu padam.
Semua orang tidur. Jam digital menunjukkan pukul 00:31.)
Narator
(suara tegang):
Dalam dunia yang penuh bahaya, hanya satu anak muda yang berani melawan
aturan...
Makan permen jam 12 malam.
Inilah... Misi Rahasia: Operasi Permen Tengah Malam.
(Rian
mengendap-endap ke dapur. Pelan, dramatis. Musik tegang ala Mission:
Impossible.)
Rian
(berbisik ke diri sendiri):
Oke, target: permen rasa stroberi di laci kanan.
Hambatan: lantai kayu berdecit, plastik berisik, dan radar telinga ibu yang
setara kelelawar militer.
[Adegan 2 – Misi Dimulai]
(Rian
membuka laci pelan. Menemukan kantong plastik isi permen. Saat disentuh…)
SUARA
PLASTIK: KRESEEEK KRESEEEK KREEEET
Rian
(panik):
Astaga. Plastik ini kayak pengkhianat.
Narator:
Diketahui: plastik pembungkus permen dibuat dari material paling berisik di
seluruh tata surya.
Bahkan lebih berisik dari tetangga yang karaokean.
(Rian
memutuskan strategi baru: membawa permen ke kamar.)
[Adegan 3 – Operasi Pembukaan Bungkus]
(Di kamar.
Lampu mati. Hanya cahaya dari HP. Rian duduk seperti sedang membongkar bom.)
Rian:
Oke. Satu gerakan salah, dunia bisa hancur.
Target: buka permen tanpa suara.
(Ia mulai
pelan-pelan membuka bungkus.)
SUARA
BUNGKUS: KREEEEET—
(Ia berhenti.
Tunggu. Dengar suara... langkah kaki?)
SUARA
IBU (dari jauh, galak & mengintimidasi):
SIAPA ITU YANG MAINAN PLASTIK MALAM-MALAM?!
UDAH JAM BERAPA, RIAN?!
(Rian panik,
sembunyikan permen ke bawah bantal.)
Rian
(tegang, berbisik):
Operasi gagal. Ulangi: operasi gagal. Target terdeteksi.
[Adegan 4 – Plot Twist]
(Ibu membuka
pintu, bawa senter.)
Ibu:
Kamu ngapain, hah?
Rian
(grogi):
Ngg... ini... aku... meditasi.
Ibu
(melirik mencurigakan):
Meditasi sambil pegang plastik?
(Suara
“kresek” tiba-tiba muncul dari balik pintu…)
Narator
(dramatis):
Dan saat itulah… fakta mengejutkan terungkap…
(Kamera
beralih ke... IBU. Ternyata... beliau juga pegang permen.)
Rian
(kaget):
Ibu?! Ibu juga?!
Ibu
(tersipu, tapi tetap galak):
Ssst! Jangan berisik! Ayah belum tidur! Ini rahasia negara!
[Adegan 5 – Damai Tengah Malam]
(Keduanya
duduk berdampingan, makan permen pelan-pelan dalam sunyi. Musik mellow
instrumental.)
Rian:
Kita ini... pasukan pembungkus plastik.
Penuh dosa gula, tapi setia dalam suara kresek.
Ibu:
Dan kita nggak boleh ketahuan siapa pun...
...kecuali kucing.
(Kucing
lewat, menatap sinis, lalu pergi tanpa komentar.)
Epilog
Narator
(penuh hikmah):
Dalam hidup, ada pertempuran yang tidak pernah tertulis dalam sejarah…
Salah satunya adalah:
Membuka bungkus permen
di malam hari tanpa membangunkan satu rumah.
Pesan
Moral:
Permen itu manis. Tapi suara plastiknya... penuh pengkhianatan.
Dan kadang, orang yang melarang kita makan permen...
...ternyata juga ngumpet makan permen.
🎠MISI RAHASIA: Membuka Bungkus Permen di Malam Hari Tanpa Ketahuan
Ada dua jenis orang di dunia ini:
-
Yang bisa membuka permen tanpa suara,
-
Dan yang berakhir membuka permen seperti sedang sobekin plastik bekas pembungkus panci baru.
Dan malam itu, saya... memilih untuk menjadi agen rahasia.
🕵️ Misi Dimulai: Jam 00.07 WIB
Semua rumah sudah sunyi.
Angin malam hanya terdengar dari kipas angin level satu.
Lampu kamar dimatikan. HP sudah dicas. Anak-anak tidur.
Suami sudah ngorok.
Lalu saya tergoda...
Satu permen rasa kopi...
Yang tadi sore saya sembunyikan di laci, agar tidak direbut anak.
Masalahnya satu:
Bungkusnya berbunyi seperti suara ledakan di film aksi.
🎯 Target Terkunci
Permen ditemukan. Bentuknya kecil, manis, mungil... dan berbungkus plastik foil yang mengkilap seperti harapan palsu.
Saya ambil pelan-pelan...
“Crk... krkk...”
Eh. Baru disentuh aja udah bersuara.
Saya berhenti. Menahan napas. Menoleh ke arah ranjang.
Suami mendengus, lalu balik badan.
Aman.
Saya lanjut. Kali ini mencoba teknik sobek satu sisi perlahan.
“krRRRREEEETTTT.”
ASTAGA.
Bunyi itu seperti konser mini di tengah malam.
Saya langsung frozen, seperti anak kecil ketahuan nyontek.
🧠Strategi Berubah
Oke. Rencana awal gagal.
Saatnya pakai teknik kamuflase bunyi.
Saya nyalakan kipas ke level tiga, biar ada suara angin.
Lalu saya batuk-batuk kecil, sambil SRET! buka bungkusnya.
Gagal.
Justru suara batuknya kalah sama suara plastik.
Akhirnya saya coba teknik ninja:
Buka bungkus di bawah bantal.
Katanya, bantal bisa menyerap suara.
Yang ada, malah bunyi plastiknya mantul ke gendang telinga seperti efek surround sound.
⚠️ Level Krisis
Di tengah perjuangan itu, anak saya yang umur 6 tahun...
Tiba-tiba duduk.
Matanya setengah terbuka.
“Mama... makan apa tuh?”
Saya spontan lempar permennya ke belakang ranjang dan pura-pura ngelus perut.
“Mama... ini... cuma nyari minyak kayu putih…”
Anak itu memandangi saya dengan tatapan curiga...
lalu tidur lagi.
Permen? Hilang di belakang ranjang.
Hidup saya? Nyaris juga.
📦 Epilog: Permen, Kau Licik
Keesokan paginya, suami saya menemukan permen itu di belakang kasur.
“Ini siapa yang ngemil tengah malam tapi gagal total?”
Saya jawab dengan kalimat andalan semua ibu:
“Bukan aku. Mungkin... angin.”
🎯 Pesan Moral:
Membuka permen di malam hari saat semua orang tidur adalah:
-
20% teknik,
-
30% keberuntungan,
-
dan 50% mengatur napas biar nggak panik.
Dan percayalah…
Permen di malam hari jauh lebih berisik dari yang kamu kira.
Tapi rasanya juga... lebih nikmat dari biasanya.
Kalau kamu pernah melakukan “Misi Rahasia” serupa—entah itu buka permen, ambil keripik, atau makan mi instan tengah malam—tulis di komentar ya!
Atau tag teman kamu yang pasti gagal menyembunyikan suara bungkus camilan.
No comments:
Post a Comment