🎭 "Ketika Istri Minta Dibeliin Sesuatu, Tapi
Bilangnya ‘Terserah’"
Karakter:
·
Rina
(Istri) – Lembut, misterius, tapi memiliki kekuatan “terserah”
yang membingungkan semesta.
·
Anton
(Suami) – Berniat baik, tapi sering terjebak di wilayah penuh
jebakan emosional bernama “kata-kata istri”.
·
Narator
– Suara latar sarkastik dan penuh kebijaksanaan rumah tangga.
[Adegan 1 – Di Rumah, Sabtu Siang]
(Rina duduk di
sofa sambil scroll HP. Anton baru saja duduk setelah cuci mobil.)
Rina:
Yang... aku lagi pengen sesuatu deh...
Anton
(langsung siaga):
Apa tuh? Cokelat? Ayam geprek? Sebut aja, aku beliin!
Rina:
Hmm... terserah aja deh...
(Anton langsung
freeze seperti Wi-Fi putus.)
Narator:
Dan inilah kalimat yang membuat 89% suami di Indonesia diam membisu:
"Terserah."
[Adegan 2 – Anton Mulai Menebak**
(Anton pergi
ke minimarket, beli cokelat, keripik, dan teh tarik. Pulang dengan senyum penuh
harapan.)
Anton:
Tadaaa! Ini loh... snack favorit kamu!
Tadi kamu bilang ‘terserah’, jadi aku pikir kamu pengen ngemil!
Rina
(melihat isi kantong):
Hmm... bukan ini sih yang aku maksud...
Anton
(bingung):
Tapi kamu bilang terserah?
Rina:
Iya, maksudnya terserah yang pas di hati...
Narator:
Terserah versi istri = kamu tebak.
Kalau benar, kamu pahlawan.
Kalau salah... ya siap-siap tidur di sofa.
[Adegan 3 – Anton Coba Lagi]
(Anton pergi
lagi. Kali ini beli es krim, bunga plastik, dan bubble tea. Kembali penuh
semangat.)
Anton:
Oke! Kali ini pasti kamu suka!
Es krim favorit kamu, bunga (yang nggak layu), dan boba tiga level gula!
Rina
(senyum tipis):
Kamu perhatian banget, tapi kok... rasanya aku bukan pengen makanan, deh.
Anton:
Jadi kamu pengen apa? Mobil? Rumah? Kereta
api mini?!
Rina
(sambil senyum manis):
Enggak… cuma pengen...
dibelikan sesuatu...
yang kamu pilih dengan hati, bukan tebakan.
Anton:
(ngedumel pelan)
Kalau gitu, bilang dari awal dong bukan makanan...
[Adegan 4 – Anton Frustasi, Tapi Mencoba
Paham]
(Anton duduk
termenung di depan rumah sambil bawa tisu basah dan struk belanja.)
Narator:
Dan begitulah perjuangan seorang suami...
Membaca pikiran istri itu seperti main tebak-tebakan dalam kabut.
Petunjuknya kabur, jawabannya berubah, dan waktunya habis dalam dua kalimat.
(Tiba-tiba
Rina datang, duduk di samping Anton.)
Rina:
Tapi makasih ya, kamu udah usaha banget.
Sebenernya aku cuma pengen waktu kamu.
Ditemenin duduk bareng gini juga udah cukup kok…
Anton
(lemas):
Setelah 87 ribu rupiah dan dua jam putar-putar, jawabannya... waktu?
Rina
(manja):
Tuh, kan... kamu tahu juga jawabannya akhirnya...
Epilog:
Narator
(bijak dan sarkastik):
Dalam rumah tangga...
Kadang "terserah" artinya jangan
beli sembarangan.
Kadang artinya beli yang paling dia
suka tapi nggak dikasih tahu.
Tapi yang pasti...
Kalau salah beli, jangan berharap tenang selama dua hari ke depan.
Pesan
Moral:
“TERSERAH” itu bukan keputusan.
Itu ujian.
Dan suami... harus selalu siap remedial.
🎭 Ketika Istri Minta Dibeliin Sesuatu, Tapi Bilangnya “Terserah”
Dalam rumah tangga, ada kalimat-kalimat sederhana yang terlihat sepele…
Tapi ternyata menyimpan kekuatan mistis yang bisa bikin suami salah langkah, salah paham, dan salah hidup.
Salah satunya adalah:
"Terserah."
Kata ini terdengar ringan, padat, berkelas. Tapi efeknya bisa seperti ledakan nuklir emosional.
Mari kita simak balada klasik ini…
🍵 Adegan 1 – Sabtu Siang, Pemicu Awal Drama
Rina duduk santai di sofa, jari sibuk scroll TikTok dan Shopee. Anton baru saja duduk setelah cuci mobil dan beresin garasi.
Rina:
“Yang… aku lagi pengen sesuatu deh…”
Anton:
(langsung berdiri kayak dipanggil presiden)
“Apa tuh? Cokelat? Ayam geprek? Sebut aja, aku beliin!”
Rina:
“Hmm… terserah aja deh…”
Suasana langsung senyap.
Anton diam. Pikiran kosong. Jantung mulai waspada.
Narator:
Dan inilah kalimat yang telah membuat 89% suami di Indonesia kehilangan arah hidup:
"Terserah."
Sebuah kata yang sederhana, tapi bisa membuat cowok percaya diri jadi makhluk kebingungan tanpa GPS.
🛒 Adegan 2 – Upaya Pertama: Misi Snack
Anton berangkat ke minimarket.
Beli cokelat, keripik rumput laut, dan teh tarik botol.
Anton (pulang dengan semangat):
“Tadaaa! Ini loh snack favorit kamu!”
Rina (melihat isinya):
“Hmm… bukan ini sih yang aku maksud…”
Anton:
“Tapi kamu bilang ‘terserah’?!”
Rina:
“Iya... terserah yang pas di hati…”
Narator:
Terserah versi istri = kamu tebak.
Kalau benar, kamu pahlawan.
Kalau salah… siap-siap tidur di sofa dengan bantal penuh penyesalan.
💐 Adegan 3 – Usaha Kedua: Paket Romantis
Anton belum menyerah.
Dia kembali ke luar rumah, kali ini dengan niat lebih serius.
Es krim? Beli.
Bunga plastik? Ambil.
Bubble tea 3 level gula? Bungkus.
Anton (kembali dan penuh harapan):
“Oke! Kali ini pasti kamu suka!”
Rina (senyum tipis):
“Kamu perhatian banget… tapi kayaknya aku nggak pengen makanan deh.”
Anton:
“Jadi kamu pengen apa?! Mobil? Rumah? Ruko di pinggir jalan?!”
Rina (manja):
“Enggak… cuma pengen dibeliin sesuatu... yang kamu pilih dari hati, bukan karena nebak.”
Anton (dalam hati):
"Kalau gitu dari tadi bilang dong, bukan makanan…"
Narator:
Dan begitulah…
Terserah itu bukan jawaban.
Itu teka-teki.
Kalau suami salah jawab, hukumannya bisa berupa sunyi selama dua hari dua malam.
🪑 Adegan 4 – Pencerahan (Setelah Keputusasaan)
Anton duduk di depan rumah, memandangi tisu basah dan struk belanja.
Wajah lelah. Dompet tipis. Hati goyah.
Narator:
Dan begitulah perjuangan seorang suami...
Membaca pikiran istri itu seperti ujian esai tanpa kisi-kisi.
Jawaban bisa berubah tergantung suasana hati dan cuaca.
Tiba-tiba, Rina datang. Duduk di samping Anton. Suasana syahdu.
Rina:
“Tapi makasih ya, kamu udah usaha banget…
Sebenernya aku cuma pengen waktu kamu.
Ditemenin duduk bareng gini aja udah cukup kok…”
Anton (lemas tapi pasrah):
“Setelah 87 ribu dan dua jam muter-muter… jawabannya: waktu?”
Rina (senyum manja):
“Tuh, kan... kamu tahu juga akhirnya jawabannya.”
Narator:
Dan di titik itu…
Anton menyadari bahwa di balik kata “terserah”, selalu ada sesuatu.
Bukan barang.
Tapi... perasaan.
📚 Epilog – Pelajaran dari Kata “Terserah”
Narator (bijak tapi sarkastik):
Dalam rumah tangga…
“Terserah” itu bukan izin.
Bukan kebebasan.
Tapi semacam teka-teki spiritual yang harus dijawab dengan logika, perasaan, dan sedikit keberuntungan.
🎯 Pesan Moral:
“TERSERAH” itu bukan keputusan.
Itu ujian nasional rumah tangga.
Dan suami... harus selalu siap remedial.
Kalau kamu pernah jadi korban “terserah”, atau punya kisah lebih absurd, share di komentar ya!
Atau tag pasangan kamu yang paling sering bilang “terserah” tapi pengennya dipilihin yang cocok di hati.
No comments:
Post a Comment