Ketahuan Ketiduran di Tengah Ritual Mistis
Narator: Suasana malam itu begitu mencekam. Angin
berhembus pelan, daun-daun bergesekan, dan bulan purnama bersinar terang. Di
tengah lapangan desa, beberapa orang berkumpul dalam lingkaran. Mereka sedang
melakukan ritual mistis untuk memohon keselamatan desa. Pak Mamat: (berdiri di tengah lingkaran dengan wajah
serius) "Saudara-saudara, malam ini kita harus fokus! Jangan sampai ada
yang lengah. Ritual ini sangat penting untuk keselamatan desa kita." Bu Inah: (mengangguk penuh semangat) "Betul, Pak
Mamat. Kalau sampai salah, kita bisa kena sial!" Narator: Semua orang mulai duduk bersila. Lilin-lilin
dinyalakan, dan mantra-mantra mulai dilantunkan. Suasana semakin hening dan
khusyuk... kecuali di satu sudut, di mana Pak Joko mulai menguap. Pak Joko: (berbisik ke sebelahnya, Pak Udin) "Din,
ini lama banget ya? Perutku udah laper." Pak Udin: (mendesah) "Sstt! Jangan berisik! Pak
Mamat bisa marah kalau kita nggak serius." Narator: Tapi apa daya, mantra panjang yang dilantunkan
Pak Mamat ternyata lebih ampuh dari dongeng pengantar tidur. Perlahan-lahan,
kepala Pak Joko mulai terangguk-angguk. Dan akhirnya... Pak Joko: (mendengkur pelan) "Hmmm... zzz..." Pak Udin: (menyikut Pak Joko) "Pak Joko! Bangun! Ini
ritual, bukan tidur siang!" Pak Joko: (tersentak) "Eh? Apa? Udah selesai?" Pak Mamat: (berhenti melantunkan mantra dan menatap
tajam) "Pak Joko! Apa-apaan ini? Kenapa Anda ketiduran di tengah ritual
yang sakral ini?!" Pak Joko: (gugup) "Eh, maaf, Pak Mamat. Saya nggak
sengaja. Mantranya... terlalu mendayu-dayu, jadi... ya..." Bu Inah: (berbisik ke tetangganya) "Ya ampun, Pak
Joko! Nggak sopan banget. Ini ritual, bukan karaoke malam Jumat!" Narator: Tapi suasana mendadak berubah ketika lilin di
depan Pak Joko tiba-tiba mati sendiri. Semua orang terdiam, menatap lilin itu
dengan ngeri. Pak Udin: (gemetaran) "Pak Joko... itu pertanda
buruk! Lilin mati sendiri pas Anda tidur!" Pak Mamat: "Saudara-saudara, tenang! Jangan panik.
Kita lanjutkan ritual ini dan nyalakan lilin lagi." Bu Inah: "Tapi, Pak Mamat, gimana kalau arwah-arwah
jadi marah karena Pak Joko ketiduran?" Pak Joko: (mencoba membela diri) "Eh, arwah juga
pasti ngerti, Bu. Namanya manusia kadang ngantuk, kan?" Narator: Saat mereka kembali melanjutkan ritual,
tiba-tiba terdengar suara aneh dari balik semak-semak.
"Uwoooohhh..." Semua orang langsung tegang. Pak Udin: "Apa itu?! Jangan-jangan arwah benar-benar
marah!" Bu Inah: (bersembunyi di balik Pak Mamat) "Pak
Mamat, tolong kita!" Narator: Namun, suara itu ternyata berasal dari Pak
Karto, penjaga malam yang sedang mencari kambingnya yang hilang. Pak Karto: "Lho, kalian ngapain di sini malam-malam?
Saya cari kambing malah ketemu kalian merapal mantra." Pak Joko: (tertawa lega) "Syukurlah, cuma Pak Karto.
Saya kira tadi arwah gentayangan beneran." Pak Mamat: (menghela napas) "Pak Joko, lain kali
kalau ikut ritual, tolong serius. Kalau nggak, kita semua bisa kena malu,
atau malah... lebih buruk lagi." Pak Joko: (tersenyum kecut) "Iya, Pak Mamat. Maaf.
Besok saya minum kopi dulu biar nggak ngantuk." Narator: Dan begitulah malam ritual mistis itu berakhir
dengan sedikit drama dan banyak tawa. Pelajaran hari ini: kalau mau ikut
ritual, pastikan Anda cukup tidur atau bawa kopi yang banyak! |
No comments:
Post a Comment