Wednesday, July 2, 2025

CERCU / Cerita Lucu: Zoom Meeting yang Penuh Kejadian Aneh – Auto Ngakak!

"Zoom Meeting Chaos: Dari Kucing Ngeyel Hingga Bapak-Bapak Lupa Mute!"

Hai para pejuang WFH dan korban meeting online! Gue yakin lo semua pernah ngerasain Zoom meeting yang berantakan karena kejadian-kejadian random, absurd, tapi lucu banget.

Dari rekan kerja yang lupa mute pas lagi marahin anak, sampe kucing nyelonong jadi bintang meeting, dunia virtual kerja itu nggak pernah bosenin. Yuk, kita bahas kejadian-kejadian aneh di Zoom meeting yang bikin lo ngakak atau maluin!

 

1. "Eh, Lo Mute Gak Sih?!" – Drama Mic yang Nyala Tanpa Sadar

Masalah klasik nomor 1 di Zoom: Lupa mute!

Ada yang lagi nyanyi-nyanyi tiba-tiba ketahuan.

Ada yang ngomel-ngomel ke anak/pasangan, eh ternyata seluruh tim dengerin.

Bahkan ada yang kentut tanpa sadar, terus semua denger "prrrt" sampe meeting jadi awkward.

Contoh nyata:

"Eh, meeting udah mulai belum sih? Aku masih sambil masak nih… Eh, kok pada ketawa? OH NO, GUE BELUM MUTE!!"

Solusi? Tekan Mute itu seperti menekan tombol penyelamatan diri!

 

2. "Tolong Background Gue Apa?!" – Filter & Virtual Background yang Kacau

Zoom tanpa virtual background itu seperti mie ayam tanpa pangsit—kurang seru! Tapi kadang teknik kita kurang jago, jadinya:

Kepala ilang separuh karena background gak ke-deteksi.

Tiba-tiba jadi alien karena efek filter auto beautify kelewatan.

Background-nya tiba-tiba berubah jadi meme "Bapack Kau Santai Aja" karena salah pencet.

Kasus nyata:

"Eh, gue pake background pantai, kok malah mukanya kayak melayang gitu?!"
"Bro, lo pake filter kucing? Kok ada kuping kucing di kepala lo?"

Moral of the story: Kalau gak yakin, matikan saja filter. Daripada dikira hantu.

 

3. "Ada yang Bisa Dengar Gue?!" – Masalah Koneksi Internet yang Bikin Gregetan

Masalah paling bikin emosi: Lagi presentasi, tiba-tiba…

"You’re on mute." (Padahal udah teriak 5x).

"Your internet connection is unstable." (Langsung freeze wajah kayak patung).

Suara robot ("Halo… bisaaa… dengarrr… akuuu… laaagii… buffering…").

Reaksi rekan kerja:

"Eh, dia ilang lagi!"

"Coba reconnect, Bang!"

"Udah, kita lanjut aja, nanti dia kejar sendiri."

Solusi? Kalau internet lemot, lebih baik bilang "Saya telat" daripada jadi meme "Suara Darth Vader".

 

4. "Itu di Belakang Lo Ada Apa?!" – Penampakan Aneh di Kamera

Kadang kita lupa kamera nyala, trus…

Anak kecil lewat sambil pakai baju superhero.

Pasangan lagi ganti baju di belakang (auto viral di grup WA kantor).

Kucing atau anjing nyelonong jadi bintang meeting dadakan.

Cerita nyata:

"Eh, tadi ada yang liat gak? Si Roni ternyata meeting sambil diemut kucingnya!"
"Waduh, tadi ada bapak-bapak lewat belakang cuma pake celana dalam!"

Tips: Kalau kamera nyala, pastikan belakangmu bukan tempat ganti baju!

 

5. "Bapak/Ibu Bisa Share Screen-nya?" – Salah Klik yang Bikin Malu

Share screen itu ibarat membuka jendela ke dunia digital kita. Dan kadang… kita lupa tutup tab yang "tidak pantas", seperti:

Tab pencarian Google: "Cara mengatasi bos toxic" (Eh, ketahuan bosnya lagi di meeting).

Chat WhatsApp terbuka: "Meeting ini boring banget sih!" (Ternyata semua baca).

Lagi buka meme atau game pas harusnya presentasi.

Contoh nyata:

"Eh, maaf, salah share! Itu tadi tab pribadi…" (Sambil buru-buru close IG yang lagi scroll meme).

Kesimpulan: Kalau mau share screen, pastikan semua tab "bersih". Atau pakai mode presentasi biar aman!

 

6. "Kok Lo Diem Aja?!" – Tiba-tiba Freeze atau Black Screen

Pernah nggak lagi meeting, tiba-tiba:

Wajah lo freeze dengan ekspresi aneh (mulut terbuka, mata melotot).

Layar hitam total, tapi suara ada (ternyata lo kena "kamera mati" tanpa sadar).

Suara ada, tapi wajahnya kayak patung (koneksi internet lagi pilih-pilih).

Reaksi rekan kerja:

"Eh, si A freeze nih! Kelihatan kayak lagi nahan kentut!"

"Dia lagi ada atau nggak sih? Kok udah 10 menit kayak gitu?"

Solusi? Restart Zoom atau bilang, "Maaf, tadi kena badai sinyal!"

 

7. "Meeting Jam Berapa Sih?!" – Salah Jadwal & Salah Grup

Masalah yang sering bikin malu:

Dateng ke meeting yang udah selesai (trus ngomong "Halo? Ada orang?").

Masuk ke meeting yang salah (misal: meeting klien malah masuk ke meeting temen kuliah).

Ketinggalan meeting karena lupa (alasan klasik: "Waduh, saya kira besok!").

Cerita lucu:

"Gue pernah masuk meeting kantor, eh ternyata itu meetingnya grup arisan emak-emak!"
"Ada yang telat 1 jam, pas masuk bilang, 'Loh, udah selesai?'"

Tips: Setel alarm & cek link meeting 2x sebelum join!

 

8. "Tiba-tiba Ada Suara Misterius" – Bunyi-Bunyi Aneh yang Bikin Heboh

Suara tak terduga di Zoom meeting:

Suara mic tiba-tiba nyala (trus kedengeran "Aduh, aku laper banget sih!").

Anak nangis atau teriak di belakang ("Mamaaa, aku mau main!").

Suara tukang bakso lewat ("Baksooo… tahu goreng…").

Reaksi peserta meeting:

"Eh, ada apa tadi?"

"Siapa yang lagi makan bakso? Bagi dong!"

Solusi? Kalau gak mau jadi bahan tertawaan, mute mic pas lagi makan atau ngurus anak!

 

Kesimpulan: Zoom Meeting = Sumber Cerita Lucu Tanpa Akhir

Dari lupa mute sampai kucing jadi bintang meetingZoom meeting tuh never ending source of chaos! Tapi justru itu yang bikin kerja remote nggak monoton.

Gue sih selalu siap-siap:
 Mute mic kalau nggak perlu ngomong.
 Cek background biar nggak kelihatan berantakan.
 Siapin alasan koneksi jelek (*"Waduh, angin lagi kencang nih!").

Lo pernah ngalamin kejadian aneh di Zoom juga? Share di komen ya!

#CERCU #ZoomChaos #WFHProblems #HumorKantor ðŸ˜‚💻


Nah, gimana? Relate kan dengan kejadian Zoom meeting absurd lo?
 Kalo ada cerita lucu lain, tulis di bawah! Jangan lupa share ke temen kantor biar pada ketawa bareng! 🚀



Monday, June 30, 2025

Humor Ironi di Dunia Kerja: Kenyataan yang Bertolak Belakang dengan Logika (dan Bikin Kita Ngakak)


Humor Ironi di Dunia Kerja: Kenyataan yang Bertolak Belakang dengan Logika (dan Bikin Kita Ngakak)

Hidup di dunia kerja itu nggak pernah sesederhana di brosur lowongan:

“Lingkungan kerja yang nyaman, tim solid, dan peluang karier cemerlang.”

Nyatanya?

“AC bocor, tim penuh drama, peluang cemerlang kalau yang lama resign.”

Itulah kenapa humor ironi di dunia kerja selalu relate. Karena kenyataannya sering banget bertolak belakang dengan harapan, logika, bahkan akal sehat.

Mari kita bedah, kita kuliti, kita ketawain bareng. Siap-siap ngakak atau minimal senyum kecut, karena mungkin kita semua pernah ngalamin.

 

1️    "Aku Suka Bekerja di Bawah Tekanan… Makanya Aku Nunggu Deadline Mepet."

Ini klasik.

Coba perhatikan kantor kamu. Atau diri kamu sendiri.

Bos:

“Jangan tunggu mepet ya. Dikerjain dari sekarang biar rapi.”
Pegawai (dalam hati):
“Yes bos.”
Realita:
Hari pertama: Browsing harga tiket konser.
Hari kedua: Scroll Shopee.
Hari ketiga: Rewatch drama Korea.
H-1 jam deadline: Keringet dingin. Kopi dua gelas. Font Times New Roman 10 biar muat semua.

Besok paginya:

“Kerja bagus! Cepat banget selesainya.”
“Iya dong, aku produktif di bawah tekanan.”

Tekanan? Itu bukan gaya kerja. Itu cari masalah.

 

Contoh Dialog

Bos: “Laporan mana?”
Karyawan: “Sedang aku kerjakan, Pak.”
Bos: “Kapan selesai?”
Karyawan: “Deadline-nya kan hari ini.”
Bos: “Iya, tapi jam kerjanya juga hari ini.”
Karyawan: “Santai Pak. Adrenalinku belum maksimal.”

 

2️   "Gaji Besar Itu Penting, Tapi yang Lebih Penting adalah Gaji Besar yang Datang Tanpa Kerja."

Wah, siapa yang nggak mau?

Posting motivasi di LinkedIn:

“Saya percaya pada kerja keras. Kerja keras adalah kunci kesuksesan.”
Chat pribadi:
“Bang, ada lowongan kerja yang santai tapi gajinya dua digit?”

Ironinya:

·         Kerja keras dipuji.

·         Tapi semua mau hasil tanpa usaha.

Seperti mahasiswa yang bilang:

“Aku nggak mau nyontek.”
Tapi nanya kunci jawaban di grup.

Atau kayak orang diet bilang:

“Aku mau kurus.”
Sambil pesan nasi padang plus rendang double.

Di kantor sering juga:

“Gajinya gede ya di perusahaan itu.”
“Iya, tapi katanya kerjanya berat.”
“Aduh, males lah. Ada yang ringan tapi gaji gede nggak?”

Jawabannya:

“Ada. Jadi anak sultan.”

 

Contoh Dialog

Temen: “Bro, kerjamu santai ya? Gaji gede?”
Aku: “Gede pikiran.”
Temen: “Loh?”
Aku: “Gaji biasa aja, pikiran yang gede.”

 

3️⃣   "Rapat Ini Penting, Makanya Kita Harus Rapat Lagi Buat Bahas Hasil Rapat Tadi."

Ini ironi yang paling melelahkan.

Awalnya semangat:

“Kita rapat biar lebih efektif.”
Hasilnya:
Rapat 2 jam cuma bahas apakah perlu rapat lagi.

Besok:

“Kita perlu follow-up meeting.”
“Bahas apa?”
“Bahas hasil meeting kemarin.”

Sampai titik absurd:

·         Meeting 1: Rencana.

·         Meeting 2: Bahas hasil meeting 1.

·         Meeting 3: Evaluasi meeting 2.

·         Meeting 4: Evaluasi evaluasi.

Akhir bulan:

“Kenapa target nggak tercapai?”
“Karena sibuk rapat.”

Ironinya? Rapat dibuat biar kerja lebih efisien, malah nggak sempat kerja.

 

Contoh Lucu

Bos: “Kita bikin rapat darurat ya.”
Pegawai: “Bahas apa Pak?”
Bos: “Bahas kenapa kita kebanyakan rapat.”
Pegawai: Tepuk jidat.

 

4️   "Bosku Bilang Kita adalah Tim… Makanya Aku yang Kerja, Dia yang Dapat Pujian."

Ini sering bikin senyum miris.

Bos:

“Kita keluarga di sini.”
“Aku bangga pada timku.”

Hasil presentasi?

Bos yang maju.
Pegawai cuma jadi pajangan.

Bos di panggung:

“Saya sudah bekerja keras bersama tim.”
(Padahal dia cuma bilang: ‘Kamu kerjain ya.’)

Karyawan di belakang:

Nangis dalam sunyi.

Lebih ironis lagi kalau kena masalah:

Bos: “Ini tanggung jawab kalian semua.”

Pujian diambil sendiri.
Salah dibagi rame-rame.

 

Contoh Dialog

Bos: “Kita kerja tim ya. Kamu kerjakan proposal, aku yang presentasi.”
Aku: “Ok.”
Bos: (Sukses presentasi) “Ini hasil kerja keras saya.”
Aku: “Saya siapa?”

 

5️   Ironi-Ironi Lain di Dunia Kerja

Selain empat contoh di atas, dunia kerja penuh dengan ironi-ironi kecil yang kocak tapi nyata:

“Kerja itu panggilan hati.”

·         Tapi kalau gaji telat, langsung hilang hati.

“Kita harus loyal sama perusahaan.”

·         Tapi pas PHK bilang: “Ini keputusan bisnis.”

“Jangan main HP saat kerja.”

·         Tapi rapat Zoom sambil scroll Shopee.

“Kerja remote itu enak.”

·         Padahal zoom meeting lebih sering dari jam makan.

“Kita fleksibel ya.”

·         Tapi telat 5 menit ditelepon HRD.

“Kita terbuka pada kritik.”

·         Tapi kalau kritik langsung di-PIP.

“Kerja itu ibadah.”

·         Tapi pulang jam 10 malam dimarahin istri.

“Jangan bawa masalah pribadi ke kantor.”

·         Padahal di kantor masalah pribadi jadi bahan gosip.

“Kita family.”

·         Tapi gaji nggak kayak warisan keluarga.

 

6️   Kenapa Ironi Dunia Kerja Begitu Lucu (dan Nyebelin)?

Karena dia nyata.

Kita semua mau keliatan profesional, tapi aslinya...
Mager.
Nunggu deadline.
Mimpi gaji gede kerja santai.
Ngeluh rapat tapi kalau nggak diajak rapat merasa diasingkan.
Bangga jadi tim tapi kesel kalau kredit diambil bos.

Kantor adalah sinetron tanpa naskah.
Teman kerja adalah rekan sekaligus saingan.
Bos adalah pemimpin sekaligus pengadil.
Dan kita semua adalah pemain yang kadang lupa akting.

Itulah kenapa kalau dibahas, kita bisa ketawa. Karena semua tahu rasanya.

 

7️    Contoh Cerita Lucu Kantor (Mini Cerpen)

Suatu hari di kantor Startup “Bermakna Abadi”.

Bos bilang:

“Kita kerja fleksibel ya. Asal target tercapai.”

Pegawai:

“Siap Pak!”

Hari pertama WFH:

·         Pegawai zoom meeting dari kamar.

·         Pakai kemeja, celana kolor.

·         Kucing lewat kamera.

·         Bos pura-pura nggak lihat.

Hari kedua WFH:

“Tolong online jam 7 pagi ya.”
“Pak, fleksibel kan?”
“Fleksibel tapi terjadwal.”

Hari ketiga WFH:

“Tolong update jam 7, jam 10, jam 13, jam 16, jam 21.”
“Pak, ini WFH atau penjara?”

Bos:

“Santai dong. Kita family.”

Besoknya bos posting di LinkedIn:

“Saya pemimpin yang percaya work-life balance.”

Pegawai:

Menangis sambil ngetik laporan jam 23.59.

 

8️   Penutup: Ironi Adalah Bumbu Kehidupan

Kalau dipikir-pikir, semua ironi itu bikin hidup lebih berwarna.

Bayangin kalau semua sesuai logika:
Kerja keras = kaya langsung.
Rapat sekali = target tercapai.
Bos adil 100%.
Pegawai rajin 24/7.

Bosan. Nggak ada bahan gosip. Nggak ada cerita lucu. Nggak ada status galau.

Jadi jangan kesel kalau kantor penuh ironi.

Nikmati. Ketawain. Ceritain. Bikin konten.

Siapa tahu jadi viral.

 

9️   Salam Penutup untuk Blog CERCU

Terima kasih sudah baca sampai akhir.

Semoga tulisan ini bikin ketawa, nyengir, atau minimal bilang:

“Ih, gue banget.”

Kalau kamu punya cerita lucu-ironi di kantor, tulis di komentar.

Jangan lupa kerja keras ya. Tapi ingat, kalau bisa… kerja santai tapi gaji gede.

Salam Ironi.
Salam CERCU.

 




Sunday, June 29, 2025

Ironi Random dalam Hidup: Kok Bisa Begitu Ya?

 




Ironi Random dalam Hidup: Kok Bisa Begitu Ya?

Hidup ini kadang lucu banget. Kita bilang satu hal, eh kelakuannya lain. Kita ngeluh begini, tapi kalau kebalikannya juga ngeluh. Kayak nggak konsisten. Tapi ya itulah manusia. Penuh paradoks, penuh ironi—dan kadang kocak kalau dibahas.

Coba deh lihat sekeliling. Banyak orang yang bilang:

"Aku nggak lapar, tapi kalau ada makanan gratis aku makan duluan."
"Aku nggak suka hujan, tapi kalau panas aku ngeluh juga."
"Aku suka berkendara, terutama kalau jalanan macet."
"Aku nggak butuh perhatian, makanya aku sering update status galau."
"Aku suka alam, tapi kalau kena nyamuk aku nyalahin alam."

Ironis banget, kan? Nah, mari kita kulik satu-satu. Siap-siap ketawa (atau minimal senyum miris) karena mungkin kita juga sering kayak gini.

 

1. "Aku Nggak Lapar, Tapi Kalau Ada Makanan Gratis Aku Makan Duluan"

Ini klasik banget.

Kita semua punya teman kayak gini. Atau jangan-jangan kita sendiri?

Bayangin: Lagi nongkrong rame-rame di rumah teman. Tuan rumah bilang, “Eh aku pesen pizza ya.”

“Aduh, aku nggak lapar,” jawab si A sambil pasang tampang suci.

Pizza datang. Wanginya nendang. Keju meleleh. Saus pedas manis. Semua orang udah ambil satu. Tiba-tiba si A melirik, nyengir malu.

“Eh boleh ya aku coba satu... biar nggak mubazir...”

Satu potong. Dua potong. Tiba-tiba tinggal kotaknya doang.

“Lah kok habis semua?”
“Sorry ya, aku nggak sengaja.”

Hmmm. Katanya nggak lapar?

Puncaknya adalah kalau makan gratis di kondangan.

“Aku sih nggak terlalu suka makan nasi padang.”

·         Satu jam kemudian, terlihat mangkuk rendang dan gulai berserakan.

Saking ironisnya, seharusnya slogan orang Indonesia itu:

“Kami tak lapar. Kecuali gratis.”

 

2. "Aku Nggak Suka Hujan, Tapi Kalau Panas Aku Ngeluh Juga"

Musim hujan:

“Hujan mulu. Jemuran nggak kering. Sepatu bau. Becek. Nyebelin.”

Musim panas:

“Astaga panas banget. Global warming nih. AC nyalain dong. Aduh pusing.”

Kadang orang sama gebetannya juga gitu.

“Aku nggak suka yang dingin-dingin.”

·         Tapi minta dipeluk.
“Aku nggak suka yang panas-panas.”

·         Tapi minta dipegang tangannya biar hangat.

Intinya apa? Serba salah.

Hujan disalahin. Panas disalahin. Kadang mendung pun kena getah.

“Mendung kok nggak hujan-hujan. PHP banget.”

Mendung: “Aku cuma lewat guys...”

Ini ironi random manusia: nggak pernah puas.

 

3. "Aku Suka Berkendara, Terutama Kalau Jalanan Macet"

Ini tuh sering dijadikan caption Instagram:

“Aku suka jalan-jalan, suka naik motor. Aku anak jalanan banget.”

Pas macet:

“Anjir sumpah ya Jakarta macetnya kayak neraka.”
“Mana panas banget. Knalpot semua. Mau mati rasanya.”

Tapi abis itu bikin story:

[Foto spion motor]
“Berjuang di jalanan ibu kota. #RoadLife #AnakMotor #Petualang”

Buset. Mau marah tapi gaya.

Kadang malah pura-pura bijak:

“Macet itu ujian kesabaran.”

·         Satu menit kemudian klakson terus kayak konser musik EDM.

Yang lebih lucu lagi:

“Aku suka touring.”

·         Tapi kalau nembus hujan nangis: “Kenapa ya Tuhan kenapa...”

Intinya: Ironi berkendara adalah kita cinta perjalanan, benci prosesnya.

 

4. "Aku Nggak Butuh Perhatian, Makanya Aku Sering Update Status Galau"

Wah ini yang paling sering ketemu di medsos.

Temen kamu bilang:

“Aku tuh nggak butuh perhatian orang.”

Besok pagi:

Status: “Kenapa ya hidupku selalu disakiti? 😢
Caption IG: “Hidup itu keras. Terima kasih sudah pergi.”
Tweet: “Aku kuat kok, sendiri.”

Kalau ada yang komen:

“Kenapa bro?”
Jawabnya: “Nggak papa kok. Cuma butuh didengar.”

LAH TADI NGGAK BUTUH PERHATIAN?

Sumpah ya, kalau mau jujur lebih enak:

“Aku galau. Perhatiin aku dong.”

Kan lebih fair.

Tapi nggak bisa. Kita harus pura-pura tegar.

“Aku nggak butuh orang.”

·         Scroll notifikasi tiap 5 menit.

Ironi random yang sangat manusiawi. Kita semua pasti pernah.

 

5. "Aku Suka Alam, Tapi Kalau Kena Nyamuk Aku Nyalahin Alam"

Ini juga sering banget.

“Aku cinta alam.”
Foto camping di IG.
Caption: “Nature heals.”

5 menit kemudian:

“Aduh kok banyak nyamuk.”
“Sumpah leech jijik.”
“Tanahnya kotor.”
“Kenapa panas banget ya di hutan.”

Alam: “Bro lu yang mau ke sini.”

Kadang camping cuma demi foto aesthetic.

Begitu malam:

“Kok nggak ada sinyal?”
“Mana lampu colokan?”
“Nyamuknya sadis banget.”

Esoknya di rumah:

“Alam itu menenangkan banget ya. Aku pengen lagi.”
Tapi kalau diajak:
“Hmm, hujan nggak? Ada nyamuk nggak? Bisa bawa kipas nggak?”

Alam capek dengar keluhan kita. Kalau bisa nulis status, hutan bakal update:

“Manusia itu toxic.”

 

6. Ironi Random Lainnya yang Sama Kocak

Selain lima itu, banyak banget contoh ironi random:

“Aku pengen kurus.”

  • Tapi makan malam nasi padang + es teh manis + martabak.

“Aku males drama.”

  • Tapi hobinya nonton sinetron 3000 episode.

“Aku nggak peduli omongan orang.”

  • Scroll komentar sampai jam 3 pagi.

“Aku pengen hidup tenang.”

  • Tapi gosipnya paling update.

“Aku nggak mau ribet.”

  • Tapi pilih baju sejam.

“Aku nggak mau pacaran sama orang kaya.”

  • Tapi kalau diajak naik Mercy: “Yaudah boleh deh.”

“Aku nggak suka bohong.”

  • Tapi bilang: “OTW” padahal masih mandi.

“Aku nggak suka cowok posesif.”

  • Tapi marah kalau chat cuma centang biru.

“Aku nggak pengen nikah buru-buru.”

  • Tapi kalau teman tunangan: “Kapan ya aku?”

“Aku nggak materialistis.”

  • Tapi kalau dikado dompet kosong: “Hehe...kok gini.”

Ironi-ironi ini bikin hidup lucu. Kadang kita pura-pura waras padahal penuh kontradiksi.

 

7. Kenapa Kita Suka Ironi?

Serius dikit ya.

Kita sering nggak mau keliatan lemah, nggak mau keliatan mau, nggak mau keliatan lapar, nggak mau keliatan butuh.

Makanya bilang:

“Aku nggak lapar.”
Padahal ingin.

“Aku nggak butuh perhatian.”
Padahal kangen banget dipeluk.

“Aku nggak suka drama.”
Padahal hidupnya kayak FTV.

Lucunya kita tahu kita munafik dikit. Tapi kita nikmati. Kadang untuk menjaga harga diri, kadang biar lucu, kadang biar nggak dibilang norak.

Intinya manusia itu absurd.

Dan di situlah hiburannya.

 

8. Penutup: Hiduplah dengan Ironi (Tapi Sadar)

Jangan marah kalau baca ini terus ngerasa: “Wah aku banget.”

Tenang, kita semua juga begitu.

Kalau nggak mau hujan, jangan marah kalau kering kerontang.
Kalau mau makan gratis, akui aja: “Aku mau.”
Kalau mau perhatian, bilang: “Perhatiin aku dong.”
Kalau mau ke alam, siapin lotion nyamuk.

Hidup itu lucu kalau kita lihat betapa kontradiktif kita. Dan nggak apa-apa. Itu yang bikin cerita kita seru.

Jadi besok kalau teman bilang:

“Aku nggak lapar.”
Kamu jawab aja:
“Tenang. Gratis kok.”

Pasti langsung semangat.

 

9. Salam dari Blog CERCU

Terima kasih sudah baca sampai habis.

Semoga tulisan ini bikin senyum, ngakak, atau minimal mikir:

“Yah, gue juga kayak gitu sih.”

Silakan share ke teman yang suka bilang:

“Aku nggak lapar,” tapi kalau ada gratisan langsung buka mulut duluan.

Atau yang bilang:

“Aku anak alam,” tapi kalau kena nyamuk bilang: “Ih jorok.”

Karena di sinilah kita sama-sama tertawa atas kebodohan kita sendiri.